Pagar Nusa adalah nama lembaga silat di kalangan NU yang di
dirikan oleh para Kyai pendekar untuk melestarikan ilmu persilatan yang ada
sejak masa zaman dahulu di nusantara. Nama tsb di nisbatkan agar warga
Nahdiyyin bisa menjadi benteng kesatuan NKRI.
Pendiri Pagar Nusa diantaranya adalah Simbah Kyai Makhrus
'Ali dr cirebon yang bermukim di Lirboyo Kediri atas ijin dan restu dr
Assyaikhul Akbar Hasyim Asy'ari (Sunan Tebu Ireng) untuk memberikan pengetahuan
tentang sejarah persilatan dan melestarikan ilmu silat yang secara turun
temurun dr Walisongo.
Ilmu silat yang ada pada para Kyai kebanyakan secara turun
temurun dr zaman Walisongo sampai pd zaman Mataram dan akhirnya sebagai sarana
perjuangan melawan penjajah.Salah satu diantara nya yang dikenal dengan Asma
Songo... sebuah aurod yang yg di ijazah kan oleh para Wali pada para santri dan
prajurit demak zaman itu... dan secara turun temurun sampai masa perjuangan
melawan penjajah. Dan setelah kemerdekaan ilmu silat tsb disatukan dlm sebuah
lembaga organisasi untuk mengisi kemerdekaan serta sebagai tonggak bagi sejarah
perjuangan para Kyai dlm melawan penjajah. Dr hal tsb jelaslah bahwa para Kyai
dlm masa penjajahan senantiasa bersatupadu untuk melawan penjajah.
Dan dimasa kemerdekaan ilmu persilatan hanya untuk menjaga
diri serta berorientasi pada lembaga negara dlm bidang seni olahraga.Karena
itulah almarhum KH Ma'syum Jauhari tidak pernah memberikan ilmu silat dan
tenaga dalam tingkat tinggi pada Pagar Nusa. Karena di khawatir kan disalah
gunakan oleh orang yang tdk bertanggung jawab.
Ilmu silat sebenarnya adalah ilmu hikmah yang didalamnya
terdapat gerakan-gerakan yang mempunyai tenaga penghancur krn di dasari tenaga
dalam.... sumber dr kekuatan itu adalah ALLOH lewat wirid dan pelatihan
pernafasan yang sempurna. Di masa lalu ilmu silat tingkat tinggi biasa jadi
rebutan dan adu tanding dunia persilatan... dr hal tsb setiap pendekar selalu
meningkatkan mutu dr ilmu silat dan tenaga dalam... sehingga banyak tercipta
ilmu dan jurus silat yang beraneka ragam. serta di kuatkan lagi dgn ajian yang
sangatlah dahsyat.
Di antara ilmu2 tsb pada zaman Walisongo, tersebut lah : Jurus
Taqwa, sangkal putung, kalajenget, condrobirowo,
singoludoyo, sosrobirowo, tapak jati, tapak geni, lebur saketi, guntur geni, brojomusti
dan sebagainya. Ilmu dan ajian tsb masih ada sampai sekarang... dan hanya
orang2 tertentu yang menguasai ilmu silat yang dahsyat tsb.
Ilmu tsb untuk sekarang ini tdk mungkin di ajarkan secara
umum.. karena sifatnya yang kuat dan bisa menjadi penghancur.
Gus Ma'sum maupun yang lain tdk sembarangan memberikan ilmu2
tsb pada setiap org dan santri. Para sepuh selalu memikirkan anfak dan
madhorotnya. Pagar Nusa adalah perkumpulan silat NU yang punya slogan Ngalah
Ngalih Ngamuk.. dan punya makna yang cukup tinggi untuk ksatria.
Ngalah (tawadhuk.ngalah dateng pepesthen ALLOH lan setia
terhadap aturan persilatan. Serta menjaga kesatuan bangsa)
Ngalih (berusaha memperbaiki diri dan berusaha pindah dr
kemadhorotan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi sesama)
Ngamuk (jk ada yang berani mengoyak NKRI dan martabat bangsa
dan negara... orang pagar Nusa harus siap di medan laga)
Para Kyai sepuh mengajarkan agar warga Nahdziyyin pny jiwa
pemberani berjiwa ksatria... selalu patuh pada pimpinan dan guru... serta ikut
menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Teguh memegang prinsip dan menolak segala hal yang bisa
mengoyak meruntuhkan kesatuan NKRI.
Urip kudu duwe roso lan rumongso. Ajaran kalimah tsb mempunyai arti. Dalam
menjalankan kehidupan hendak nya mempunyai perasaan memiliki dan mengakui
perjuangan masa lalu dan menjaga amanah serta keutuhan bangsa dan negara.
Jika kita merasa bodoh hendak nya kira belajar
Jika kita merasa pintar hendak nya memberikan pengetahuan pd
org lain
Jika kita merasa kaya hendak nya menggunakan kekayaan itu
untuk menolong yang lemah dan miskin
Jika kita merasa punya sesepuh hendak nya selalu mendoakan
dan mencontoh perjuangan nya
Jika kita merasa punya negri ini hendaknya selalu menjaga
martabat dan keutuhan NKRI
Jika kita merasa punya agama hendak nya selalu berpegang
pada ajaran agama
Jika kita merasa punya iman hendak nya berfikir dan melihat
dgn keimanan tsb
Jika kita merasa umat Nabi Muhammad hendak nya selalu
mencintai dan menjalankan ajaran Nabi
Jika kita merasa punya ALLOH hendak nya kita menyembah dan
berserah diri, karena semua yang ada hanya atas kehendakNya
Jika kita merasa punya orang tua hendaknya selalu berbakti
Jika kita merasa punya guru hendaknya selalu patuh dan
berbakti menurut kemungkinan
Jika kita merasa punya saudara hendaknya selalu
berbelaskasih
Jika kita merasa punya sahabat hendaknya selalu berinteraksi
Jika kita merasa punya keluarga hendaknya selalu bertanggung
jawab
Jika kita merasa punya teman hendaknya selalu berbagi
Jika kita merasa punya harga diri hendaknya hormati org lain
Jika kita merasa kurang hendaknya selalu berdoa dan berusaha
Itulah ajaran para Kyai sepuh yang ditanamkan dalam slogan pagar nusa “Ngalah Ngalih Ngamuk urip kudu duwe roso rumongso Kanggo ngadepi urip ing dunyo dalah akhirate”
Surodiro Djayaningrat lebur ing pangastuti. Yen wedi ojo
wani-wani.. Yen wani ojo wedi-wedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar