SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "MP" DAARUTTHOLABAH79.BLOGSPOT.COM.BLOG DARI SEORANG WNI YANG BERHARAP ADA PEMIMPIN DI NEGERI INI,BAIK SIPIL/MILITER YANG BERANI MENGEMBALIKAN PANCASILA DAN UUD 1945 YANG MURNI DAN KONSEKUEN TANPA EMBEL-EMBEL AMANDEMEN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP RAKYAT INDONESIA...BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI KESEPAKATAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,TOLERANSI DAN KESEDIAAN BERKORBAN JADI CIRINYA...AMIIN

Kamis, 28 Juli 2016

KIAI ASY’ARI, AYAHANDA HADRATUSYAIKH KH. HASYIM ASY’ARI


 
makam kyai asy'ari ayahanda kh.Hasyim Asy'ari
 
fiqhmenjawab.net Kiai Asy’ari adalah pendiri Pesantren Keras, yang terletak di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, sekitar tahun 1876. 
Beliau adalah Ayahanda KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama dan pengasuh Pesantren Tebuireng, Dan dikenal pula sebagai perintis tradisi keilmuan pesantren di daerah Jombang.

Kyai Asy'ari Lahir di Demak, Jawa Tengah, sekitar tahun 1830. Menurut informasi dari keluarga Pesantren Tebuireng, seperti ditulis KH. M. Ishom Hadziq, ayah beliau bernama Abdul Wahid bin Abdul Halim. Abdul Wahid adalah salah seorang komandan pasukan Diponegoro yang menggunakan nama “Pangeran Gareng”, di bawah Panglima Sentot Alibasyah Prawirodirdjo.

ASAL USUL PARA HABAIB DI NUSANTARA

Menurut Muhammad bin Ahmad al-Syatri dalam kitabnya Adwar al-Tarikh al-Hadrami, bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan : al-Ba’idah yaitu bangsa Arab terdahulu dan kabar berita tentang mereka telah terputus karena sudah terlalu lama, al-’Aribah yaitu orang-orang Arab Yaman keturunan Qahthan, al-Musta’ribah yaitu keturunan Nabi Ismail as (Adnaniyah).[1] Karena golongan yang pertama sudah tidak ada lagi maka para ahli sejarah hanya mengkaji golongan yang kedua dan ketiga, yaitu bani Qahthan dan bani Ismail. Bani Ismail as adalah keturunan dari Nabi Ismail as anak Nabi Ibrahim as yang mula-mula berdiam di kota Ur yang merupakan kota di Babylonia. Nabi Ibrahim as meninggalkan kota Ur dan berpindah ke Palestina. Setelah Nabi Ibrahim as mempunyai anak dari Siti Hajar yang bernama Ismail as, mereka pindah ke Hijaz tepatnya di Wadi Mekkah.

BERTEMU WALISONGO DI CANDI BOROBODUR DAN PRAMBANAN

fiqhmenjawab.net ~ Jika memakai ilmu perbandingan, bisa dibilang Candi Prambanan dan Candi Borobudur sebanding dengan Masjidil Haram. Hal itulah yang membuat saya makin kagum pada Walisongo.
Maksudnya begini, kalau ada “Masjidil Haram”, berarti logikanya ada puluhan “masjid agung” kan? Kalau ada tempat ibadah Hindu-Buddha selevel “Masjidil Haram”, berarti bukan tidak mungkin Indonesia zaman dahulu sudah dipenuhi ribuan “mushola” umat Hindu-Buddha.
Orang tidak mungkin bisa membuat sesuatu berskala besar tanpa bisa membuat sesuatu yang berskala kecil-kecil dulu.
Tentu kita jadi bisa membayangkan kalau umat beragama Hindu dan Buddha zaman dahulu adalah golongan mayoritas. Kalau umat beragama Hindu dan Buddha zaman dahulu sangat mendominasi, bagaimana bisa Walisongo membalik kondisi tersebut?

5 ORANG INI BERANI KRITIK ULAMA YANG ILMUNYA JAUH DI ATASNYA

fiqhmenjawab.net ~ Media sosial dewasa ini memasuki perkembangan yang di luar perkiraan. Tiba-tiba muncul “pendatang” baru yang seolah mengumumkan kepada publik bahwa merekalah mufti baru. Gara-gara followernya banyak, orang-orang itu tiba-tiba kepedean menilai apa pun, yang kadang tak sesuai latar belakang dan kapasitas keilmuannya.
“Mufti-mufti” medsos ini merasa punya kewenangan mencap apa pun yang menjadi kecenderungannya sebagai “baik”, “lurus”, “sunah”, “syar’i”, atau “islami”. Sebaliknya, hal-hal yang tidak sesuai kecenderungannya dicapnya sebagai “tidak baik”, “sesat”, “bidah”, atau bahkan “kafir”.
Padahal untuk berfatwa, mereka semestinya harus mengukur diri. Sudah cukupkah ilmunya, pahamkah metodologinya, bagaimana dampak dari “fatwanya”. Tapi karena terlanjur kepedean, ya akhirnya mereka hantam kromo saja semua orang, termasuk orang-orang yang secara keilmuan jauh di atasnya.

WAHABI KW DAN WAHABI ORI


fiqhmenjawab.net ~ Salah satu fenomena sosial yang saya perhatikan beberapa tahun terakhir ini adalah munculnya sejumlah kelompok Islam yang saya sebut sebagai “Wahabi KW”, yaitu sekelompok kaum Muslim di Indonesia yang berdandan, berpikiran, dan berperilaku “mengimajinasikan” diri sebagai “Wahabi”.
“Wahabi” ini adalah sebuah “sekte keislaman” minoritas tapi berkuasa karena “ngupil” dengan kekuasaan (pemerintah), khususnya di Saudi dan Qatar. Nama “Wahabi” ini dinisbatkan kepada pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang reformis-puritan dari Najd, Arabia, pada abad ke-18, meskipun sebetulnya para pengikut Wahabi sendiri jarang atau bahkan tidak pernah menyebut diri mereka sebagai “Wahabi”.

DOA MANJUR BUAT WAHABI

fiqhmenjawab.net ~ Tidak jarang orang-orang pada ngeluh ketika beradu argumen dengan pengikut Wahabi. Bukan karena kalah berdalil atau adu logika, tapi sering terjadi ketika dalil-dalil sudah banyak yang diajukan, mereka masih kekeh dengan pendapat mereka sendiri yang sudah kadung menjudge dengan bid’ah, bid’ah, dan bid’ah.
Parman yang habis diundang tahlilan oleh Pak Amin untuk mendoakan istrinya yang dua hari kemaren meninggal dunia, di tengah jalan bertemu Tarno salah satu tetangganya yang anti banget sama tahlilan.

KH. ABDURRAHMAN CHUDLORI DAN AMPLOP BISYAROH

fiqhmenjawab.net KH. Abdurrahman Chudlori yang lebih akrab disapa Mbah Dur, adalah seorang pemimpin pesantren yang istiqomah dengan mobilitas yang luar biasa. Selain mengajar beliau setiap hari selalu mengisi paraf di buku kehadiran santrinya satu-persatu. Dari mulai pukul 6 pagi hingga 11 malam, beliau memantau perkembangan mereka bahkan secara pribadi. Aktifitas rutin ini beliau geluti semenjak kepulangan Mbah Chudlori ke Rahmatullah tahun 1977.


Selain full time mengasuh pesantren, Mbah Dur juga figur kyai yang aktif mengayomi dan menjadi panutan masyarakat wilayah Tegalrejo,Bahkan hingga luar daerah juga tak luput dari keikhlasan dakwah beliau dengan jadwal yang padat untuk memberikan pengajian yang otomatis membutuhkan tenaga ekstra guna perjalanan jauh yang harus ditempuh bolak-balik. 

SINDIRAN CAK NUN UNTUK MEREKA YANG BERSORBAN DAN BERGAMIS


fiqhmenjawab.net ~ Walaupun seorang ulama atau kyai, tapi Cak Nun selalu berpakaian seperti layaknya orang biasa. Bisa dikatakan tidak ada bedanya dengan penjual batu akik, buruh pabrik atau sales kaos kaki.

Hasil gambar untuk SINDIRAN CAK NUN UNTUK MEREKA YANG BERSORBAN DAN BERGAMIS
“Kalau saya datang dengan berpakaian gamis dan sorban, memang tidak ada salahnya. Cuman saya takut semua orang akan berkesimpulan bahwa saya lebih pandai daripada yang lain. Lebih parah lagi, kalau mereka berkesimpulan bahwa saya lebih alim…Kalau itu tidak benar, itu khan namanya ‘penipuan’…!” kata Cak Nun.

Rabu, 27 Juli 2016

TAWASSUL & HIZIB NASHOR BERIKUT DO'A-DO'A PILIHAN

لبِسْـــــــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
إِلٰى حَضْرَةِالنَّبِىِّ الْمُصْطَفٰى رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلفَاتِحَهْ
ثُمَّ إِلٰى حَضْرَةِجَمِيْعِ
الصَّحَابَةِوَالْقَرَابَةِخُصُوْصًاإِلٰى حَضْرَةِسَادَاتِنَاأَبِىْ
بَكْرٍوَعُمَرَوَعُثْمَانَ وَعَلِى رَضِىىَ اللّٰه عَنْهُمْ أَلْفَاتِحَهْ
ثُمَّ إِلٰى حَضْرَةِجَمِيْعِ
الْأَوْلِيَآءِمِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلٰى مَغَارِبِهَافِىْ
بَرِّهَاوَبَحْرِهَاخُصُوْصًاإِلٰى حَضْرَةِالشَّيْخِ
عَبْدِالْقَادِرِالْجَيْلَانِى
وَالشَّيْخِ أَحْمَدِالْبَدَوِى وَالشَّيْخِ
أَحْمَدِالْكَبِيْرِالرِّفَاعِى وَالشَّيخْ

Senin, 25 Juli 2016

HIZIB IQBAL


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ .يَااَللّٰهُ ٣ يَارَبِّ ٣ يَارَحْمَنُ ٣ يَارَحِيْمُ ٣ لَاتَكِلْنِى اِلَى نَفْسِى فِى حِفْظِ مَامَلَكْتَنِى لِمَااَنْتَ اَمْلَكُ بِهِ مِنِّى وَامْدُدْنِى بِدَقَائِقِ اسْمِكَ الْحَفِيْظِ الَّذِى حَفِظْتَ بِهِ نِظَامَ الْمَوْجُوْدَاتِ وَاكْسِنِى بِدِرْعِ مِنْ كِفَايَتِكَ وَقَلِّدْنِى بِسَيْفِ نَصْرِكَ وَحِمَايَتِكَ وَتَوِّجْنِى بِتَاجِ عِزِّكَ وَكَرَامَتِكَ وَرَدِّنِى بِرِدَاءِمَنِّكَ وَارْكَبْنِى مَرْكَبَ النَجَاةِفِ الْمَحْيَاوَالْمَمَاتِ بِحَقِّ فَجَشَ اُمْدُدْنِى بِدَقَائِقِ اسْمكَ الْقَهَّارِتَدْفَعُ بِهَاعَنِّى مَنْ اَرَادَنِى بِسُوْءِمِنْ جَمِيْعِ الْمُؤْذِيَاتِ وَتَوَلَّنِى وِلَايَةَالْعِزِّيَخْضَعُ لِى بِهَاكُلُّ جَبَّارٍعَنِيْدِوَشَيْطَانٍ مَرِيْدٍ (يَاعَزِيْزُيَاجَبَّارُ٣) اَلْقِ عَلَىَّ مِنْ زِيْنَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَمِنْ شَرَفِ رُبُوْبِيَّتِكَ مَاتَشْهَدُبِهِ الْقُلُوْبُ وَتَذِلُّ بِهِ النُّفُوْسُ وَتَخْضَعُ لَهُ الرِّقَابُ وَتَبْرَقُ لَهُ الْاَبْصَارُوَتَعْدُوْلَهُ الْاَفْكَارُوَتَصْغَرُلَهُ كُلُّ مُتَكَبِّرٍجَبَّارٍوَيَسْخَرُلَهُ كُلُّ مَلِكٍ قَهَّارِ (يَااَللّٰهُ يَامٰالِكُ يَاعَزِيْزُيَاجَبَّارُ٣) يَااَللّٰهُ يَاوَاحِدُيَاأَحَدُيَاقَهَّارُاللّٰهُمَّ سَخِّرْلِى جَمِيْعَ خَلْقِكَ كَمَاسَخَّرْتَ الْبَحْرَلِمُوْسٰ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَلَيِّنْ لِى قُلُوْبُهُمْ كَمَالَيَّنْتَ الْحَدِيْدَلِدَاوُوْدَعَلَيْهِ السَّلَامُ فَإِنَّهُمْ لَايَنْطِقُوْنَ إِلَّابِإِذْنِكَ تَوَاصِيْهِمْ فِى قَبْضَتِكَ وَقُلُوْبُهُمْ فِى يَدِكَ تُصَرِّفُهُمْ حَيْثُ شِئْتَ (يَامُقَلِّبَ القُلُوْبِ٣) (يَاعَلَّامَ الْغُيُوْبِ٣) إِتْفَأْغَضَبَ النَّاسِ بِلَاإِلٰهَ إِلَّااللّٰهُ وَسْتَجْلَبْتُ رِضَاهُمْ بِسَيِّدِنَاوَمَوْلَانَامُحَمَّدٍصَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّارَأَيْنَهُ اَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَاهٰذَابَشَرًاإِنْ هٰذَاإِلَّامًلَكٌ كَرِيْمٌ وَصَلَّي اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

KERIS SENGKELAT YANG MELEGENDA

Di riwayat kan setelah ki nambang berhasil membuat duplikat Kyai sengkelat ki Nambang di kasih gelar dan putri untuk di nikahinya.
Setelah sekian lama Empu Supo di Blambangan beliau selalu mencari cara untuk agar bisa keluar dr kadipaten Blambangan kembali ke Mojopahit membawa kembali keris pusaka yang Tlh diketemukan.
Dan hari itu pun tiba... empu pitrang segera mendakati dewi roro upas dan menceritakan semua siapa dirinya dan tugas yang di embannya.

SEJARAH KERIS SENGKELAT

Dlm dunia perkerisan kita mengenal salah dapur keris luk 13 yang dikenal dgn dapur sengkelat.
Dan ada beberapa dapur keris sengkelat dgn nama yang berbeda.
Namun ada sejarah mengenai awal terciptanya keris sengkelat yang berkaitan dgn tumbuhnya perjuangan islam di tanah jawa dimasa lalu serta kerajaan islam di jawatengah.

Pada suatu hari Kanjeng Susuhunan ing Ampel Dento (سيد أحمد رمحة الله) memanggil salah satu murid beliau dan sekaligus salahsatu pejabat majapahit yang bernama Empu Supo Mandrangi.
Kanjeng Sunan Ampel dawuh "ngger putraningsun Supo, ingsun dawuh marang Jeneng Siro... sarehne Siro iku salah sakwijining empu kang linuwih... ingsun kagungan cis gagang cemeti warisan soko Kanjeng Eyang Nabi Agung Muhammad... Mulo ingsun dawuh marang Jeneng Siro supoyo wesi iki gewenono pedang" Empu Supo menjawab "sendiko Dawuh Kanjeng Sunan" dan setelah itu Empu Supo pulang kembali ke Mojopahit.

Sesampainya di tempat Empu Supo segera mempersiapkan diri mengemban dawuh Sang Guru dgn seksama beliau meneliti cis yang diterima dr Sunan Ampel..
Dlm benak Empu Supo berfikir sangat menyayangkan jk bahan yang sebagus itu hny di buat keris... sedang di zaman itu budaya keris sedang berkembang di kerajaan...
Maka tanpa berfikir panjang Empu Supo segera membuat pusaka dr cis tsb... dan dgn keterampilan beliau tercipta lah Sebilah keris luk 13 dgn pamor yang mengesankan.
Tdk berapa lama kemudian Empu Supo segera menghadap ke Ampel.

Sesampainya di Ampel dan menunjukkan pusaka tsb.. betapa kagetnya Sunan Ampel melihat yang di bawa Empu Supo Sebilah keris bukan pedang sesuai yang diperintahkan... dgn bijak Sunan Ampel bersabda "ngger Supo putraningsun... sekawit ingsun dawuh marang Siro supoyo gawe pedang kang pas karo ciri Arab... ananging kenang opo Jeneng Siro Anggawe keris???"
Dgn tertunduk Empu Supo menjawab "nyuwun agunging pangaksami Kanjeng.... batos kawulo mrino Yen tosan ingkang edhi puniko kok Anamung dinamel pedang" Kanjeng Sunan Ampel tersenyum dan ngendiko dgn penuh wibawa "oh iyo ngger... iki tondo bukti Yen manjinge Agomo Islam ing tanah jowo tan keno ninggal ke kabudayan tanah jowo... Mulo sakiki Jeneng Siro ojo wedi kangelan.... sowano ing prodjo wilwotikto Mojopahit lan aturno marang ngarso Dalem Sang Prabu Mugo pusoko iki dadi lantaran keagungan lan luhure prodjo " Empu Supo dgn senang hati menyanggupi dawuh tsb dan segera berangkat....

Sesampainya di pendopo Agung Kedhaton Mojopahit Sang Prabu sedang duduk di singgasana dihadap para punggawa... Empu Supo segera menyembah dan Matur jk diutus Sunan Ampel untuk menghaturkan pusaka.
Betapa kaget dan takjub Sang Prabu melihat pusaka buatan Empu Supo pemberian Sunan Ampel tsb...Lalu beliau bersabda "Supo, Ingsun tompo opo kang dadi aturmu atas dawuh Putraningsun ing Ampel Dento... Mugo dadi muwuhake kuncaraning Prodjo." empu Supo mengangguk" Sang Prabu menerus kan sabdanya "Supo... opo duwung iki wus ono akan dapur??? empu Supo Matur "punten dalem sewu Sinuhun.. pusoko puniko Dereng kaparingan Asmo saking Kanjeng Sunan..." Sang Prabu bersabda " Supo gandeng Jeneng Siro ngasto pusoko iki Siro sengkelat mulo.. seksenono marang Siro kabeh kang podo sowan... pusoko iki ingsun paringi Asmo Kanjeng Kyai Sengkelat"
Pusaka disimpan di jajaran pusaka utama mojopahit dan cukup berpengaruh pd lingkungan kerajaan.

Terdengar lah kabar tntg pusaka tsb ke telinga adipati Blambangan dan sang adipati menginginkan pusaka tsb krn ada riwayat pusaka tsb bs menjadi kan pemilik nya berwibawa dan menjadi raja.
Lalu sang adipati memerintahkan seorang maling yang mempunyai ilmu panglimunan.
Dan singkat cerita pencuri tsb berhasil mengambil pusaka tsb.
Dan gempar lah kerajaan majapahit dgn hilang nya pusaka tsb.
Lalu sang Prabu memerintahkan Empu Supo untuk segera mencari pusaka yang hilang tsb..
Perjalanan empu Supo dlm mencari pusaka tsb sampai ke makasar Palembang dan daerah lain.. namun tdk ada pertanda keberadaan pusaka tsb.. hingga di suatu hari berangkat lah empu Supo ke Blambangan dgn menyamar sebagai pande besi dgn nama ki nambang... para warga Blambangan byk yang meminta untuk di buatkan berbagai alat pertanian... dan buatan ki nambang sangatlah bagus... hingga suatu ketika kabar tsb terdengar oleh Patih Blambangan... sang Patih pun memesan agar ki nambang membuat kan keris kidangsoko... betapa kaget nya sang Patih krn buatan ki nambang sangat indah dan ketika di tancapkan pd batang pohon dgn tiba2 pohon tsb layu mengering.
Dan hal tsb disampaikan pd sang adipati dan sang adipati meminta agar ki nambang di sowan kan ...
Setelah di sowan kan sang adipati menceritakan bahwa adipati pingin membuat salinan sebuah pusaka. Dan setelah empu Supo melihat pusaka yang ada... krn keris itu adalah pusaka yang dia cari.

Setelah itu ki nambang menyanggupi.. titah tsb dan memohon untuk membuat pusaka tsb di dasar laut krn dikhawatirkan percikan api akan mencelakakan warga.
Sang adipati pun mengijinkan.
Ki nambang segera membuat dua bilah keris yang serupa dan sedang yang asli beliau simpan.
Singkat cerita keris di serahkan pd sang adipati dan sang adipati sangat senang melihat keris buatan ki nambang yang bgt bagus tiada bedanya.
Atas jasa tsb ki nambang di hadiahi gelar empu pangeran pitrang dan dinikahkan dgn dewi roro upas.

Tunggu episode selanjutnya

FILSAFAT PEWAYANGAN JAWA

Hasil gambar untuk WAYANG
Dlm dakwah islam di tanah jawa para wali tdk meninggalkan kultur budaya yang ada di masyarakat tanah jawa.
Kesenian berbagai macam bentuk yang ada di tanah jawa semua itu adalah sarana dakwah yang sangat lah berarti. Nilai2 filsafat kehidupan dan agama di tanamkan melalui seni dan budaya.
Salah satu di antaranya adalah seni pewayangan. Di dlm jagad pakeliran di kenal dgn istilah wayang purwo yang berarti owah-owahaning tiyang kuno (sejarah masa lalu dr manusia)
Di dlm pagelaran wayang ada dalang (ngudal piwulang/ memberikan pelajaran) kelir sbge simbol alam ini. Wayang yang terletak pada dua sisi menyiratkan tntg dua sisi kehidupan. Tempat tertancapnya wayang sebagai gambaran bumi yang kita pijak. Lampu yang terletak di atas belakang dalang sebagai simbol penerangan agama.
Dan nama dlm tokoh pewayangan jawa pun itu sebagai ajaran filsafat keagamaan. Kita ambil contoh dlm cerita mahabarata.

Hasil gambar untuk WAYANG
Prabu yudistira sebagai simbol rukun islam yang pertama dgn pusaka jamus kalimasada (kalimah syahadat) sifat puntodewo yang ikhlas lego lilo lahir tumusing batin mencerminkan jiwa dan watak manusia yang memegang teguh syahadat... ketauhidan yang kuat akan membuat manusia pasrah dan taat.
Bima simbol rukun islam ke dua yaitu sholat... dlm sholat ketika membaca kalimat takbir (takbirotul ihrom) tiada yang lebih agung kecuali ALLOH... dlm filsafat wayang jawa Bima tdk bisa berbahasa dgn halus (kromo inggil) itu sebagai gambaran org yang sholat hny menghadap ALLOH. pusaka wekudoro adalah kuku ponconoko.. itu pun bentuk filsafat jawa kuku (kukuh) ponco (limo) noko (landep) yang pny arti... menowo pingin kukuh agamamu sholat limang wektu lakonono Yekti bakal ijabah panyuwunanmu.
Dlm hadist di jelaskan
الصلاة عماد الدين فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين
Arjuna sebagai simbol rukun islam puasa... di gambar kan dlm pewayangan jawa Arjuna sbge satria yang suka tirakat berpuasa yang dr hal tsb byk pusaka dan jg istri. Arjuna pun dr kata bahasa arab yang berarti harapan... dgn puasa kita mengharapkan ridho alloh.. puasa tdk di jelaskan tntg pahala nya.. dlm hadist qudsy di riwayat kan
الصيام لي وأنا اجزى به
Nakula dan sadewa sebagai satriyo kembar kemanikan.. itu sebagai simbol rukun islam zakat dan haji yang kedua nya sama kedudukan nya... yaitu hny bagi orang yang mampu menjalankan nya.
Mampu dlm arti dlm zakat yang dinamakan nishob dan dlm haji biaya dan pengetahuan tntg ibadah haji.
Namun dlm filsafat pewayangan umat islam tdk hny menjalankan hal yang wajib... maka di gambar kan
Puntodewo pny anak yang bernama poncowolo.. sbg simbol org yang sudah bersyahadat blm akan menjadi seorang muslim jika blm menjalankan sholat lima waktu.
Bima pny anak antareja dr bahasa arab (انت رجاء) yang pny arti org yang sholat itu pny pengharapan di kehidupan yang akan datang dunia akhirat.
Arjuna pny istri dewi dersonolo dr bahasa arab (درس نال)  yang berarti membaca terus... dgn makna org yang puasa blm akan sempurna jk tdk membaca alqur'an wiridan dll... perkawinan tsb menurunkan wisanggenni dr bahasa arab (وسيع غني) yang berarti lapang dan kaya... semua itu adalah filsafat walisongo jk manusia pingin pny keleluasaan dan kaya haruslah byk puasa riyadhoh serta baca qur'an dan wiridan.

Tentu saja mengamalkan ibadah ajaran agama pasti penuh cobaan... walisongo menggambarkan godaan tsb dgn korawa yang berjumlah 100 sebagai simbol sifat keburukan manusia... di antaranya
Duryudana (duro ing prayudan) yang berarti org yang picik licik dlm berjuang dan mementingkan diri sendiri dan golongan
Dursasana(duro ing sasono) org yang selalu bohong dimanapun dan demi kepentingan nya

Itulah sepenggal kecil dr ajaran filsafat agama lewat seni pewayangan yang di ajarkan oleh walisongo

Semoga kita bisa belajar dgn semua itu

SEJARAH PAGAR NUSA


Pagar Nusa adalah nama lembaga silat di kalangan NU yang di dirikan oleh para Kyai pendekar untuk melestarikan ilmu persilatan yang ada sejak masa zaman dahulu di nusantara.
Nama tsb di nisbatkan agar warga Nahdziyyin bisa menjadi benteng kesatuan NKRI.
Pendiri Pagar Nusa diantaranya adalah Simbah Kyai Makhrus 'Ali dr cirebon yang bermukim di Lirboyo Kediri atas ijin dan restu dr Assyaikhul Akbar Hasyim Asy'ari (Sunan Tebu Ireng) untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah persilatan dan melestarikan ilmu silat yang secara turun temurun dr Walisongo.
Ilmu silat yang ada pada para Kyai kebanyakan secara turun temurun dr zaman Walisongo sampai pd zaman Mataram dan akhirnya sebagai sarana perjuangan melawan penjajah.
Salah satu diantara nya yang dikenal dengan Asma Songo... sebuah aurod yang yg di ijazah kan oleh para Wali pada para santri dan prajurit demak zaman itu... dan secara turun temurun sampai masa perjuangan melawan penjajah.
Dan setelah kemerdekaan ilmu silat tsb disatukan dlm sebuah lembaga organisasi untuk mengisi kemerdekaan serta sebagai tonggak bagi sejarah perjuangan para Kyai dlm melawan penjajah.
Dr hal tsb jelaslah bahwa para Kyai dlm masa penjajahan senantiasa bersatupadu untuk melawan penjajah.
Dan dimasa kemerdekaan ilmu persilatan hny untuk menjaga diri serta berorientasi pada lembaga negara dlm bidang seni olahraga.
Dan karena itulah almarhum KH Ma'syum Jauhari tdk pernah memberikan ilmu silat dan tenaga dalam tingkat tinggi pada Pagar Nusa. Krn di khawatir kan disalah gunakan oleh orang yang tdk bertanggung jawab.
Ilmu silat sebenarnya adalah ilmu hikmah yang didalamnya terdapat gerakan-gerakan yang mempunyai tenaga penghancur krn di dasari tenaga dalam.... sumber dr kekuatan itu adalah ALLOH lewat wirid dan pelatihan pernafasan yang sempurna.
Di masa lalu ilmu silat tingkat tinggi biasa jadi rebutan dan adu tanding dunia persilatan... dr hal tsb setiap pendekar selalu meningkatkan mutu dr ilmu silat dan tenaga dalam... sehingga banyak tercipta ilmu dan jurus silat yang beraneka ragam. serta di kuatkan lagi dgn ajian yang sangatlah dahsyat.
Di antara ilmu2 tsb pada zaman Walisongo... tersebut lah.. Jurus Taqwa.. sangkal putung.. kalajenget... condrobirowo... singoludoyo... sosrobirowo... tapak jati.. tapak geni... lebur saketi... guntur geni... brojomusti... dan sebagainya...
Ilmu dan ajian tsb masih ada sampai sekarang... dan hanya orang2 tertentu yang menguasai ilmu silat yang dahsyat tsb.
Ilmu tsb untuk sekarang ini tdk mungkin di ajarkan secara umum.. karena sifatnya yang kuat dan bisa menjadi penghancur.
Gus Ma'syum maupun yang lain tdk sembarangan memberikan ilmu2 tsb pada setiap org dan santri. Para sepuh selalu memikirkan anfak dan madhorotnya...
Pagar Nusa adalah perkumpulan silat NU yang punya slogan Ngalah Ngalih Ngamuk.. dan punya makna yang cukup tinggi untuk ksatria.
Ngalah (tawadhuk.ngalah dateng pepesthen ALLOH lan setia terhadap aturan persilatan. Serta menjaga kesatuan bangsa)
Ngalih (berusaha memperbaiki diri dan berusaha pindah dr kemadhorotan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi sesama)
Ngamuk (jk ada yang berani mengoyak NKRI dan martabat bangsa dan negara... orang pagar Nusa harus siap di medan laga)
Para Kyai sepuh mengajarkan agar warga Nahdziyyin pny jiwa pemberani berjiwa ksatria... selalu patuh pada pimpinan dan guru... serta ikut menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Teguh memegang prinsip dan menolak segala hal yang bisa mengoyak meruntuhkan kesatuan NKRI.
Urip kudu duwe roso lan rumongso.
Ajaran kalimah tsb mempunyai arti. Dalam menjalankan kehidupan hendak nya mempunyai perasaan memiliki dan mengakui perjuangan masa lalu dan menjaga amanah serta keutuhan bangsa dan negara.
Jika kita merasa bodoh hendak nya kira belajar
Jika kita merasa pintar hendak nya memberikan pengetahuan pd org lain
Jika kita merasa kaya hendak nya menggunakan kekayaan itu untuk menolong yang lemah dan miskin
Jika kita merasa punya sesepuh hendak nya selalu mendoakan dan mencontoh perjuangan nya
Jika kita merasa punya negri ini hendaknya selalu menjaga martabat dan keutuhan NKRI
Jika kita merasa punya agama hendak nya selalu berpegang pada ajaran agama
Jika kita merasa punya iman hendak nya berfikir dan melihat dgn keimanan tsb
Jika kita merasa umat Nabi Muhammad hendak nya selalu mencintai dan menjalankan ajaran Nabi
Jika kita merasa punya ALLOH hendak nya kita menyembah dan berserah diri... krn semua yang ada hanya atas kehendakNya
Jika kita merasa punya orang tua hendaknya selalu berbakti
Jika kita merasa punya guru hendaknya selalu patuh dan berbakti menurut kemungkinan
Jika kita merasa punya saudara hendaknya selalu berbelaskasih
Jika kita merasa punya sahabat hendaknya selalu berinteraksi
Jika kita merasa punya keluarga hendaknya selalu bertanggung jawab
Jika kita merasa punya teman hendaknya selalu berbagi
Jika kita merasa punya harga diri hendaknya hormati org lain
Jika kita merasa kurang hendaknya selalu berdoa dan berusaha

Itulah ajaran para Kyai sepuh yang ditanamkan dalam slogan pagar nusa

Ngalah Ngalih Ngamuk urip kudu duwe roso rumongso
Kanggo ngadepi urip ing dunyo dalah akhiratnyo

Surodiro Djayaningrat lebur ing pangastuti

Yen wedi ojo wani-wani.. Yen wani ojo wedi-wedi

TIDAK SEMUA KERIS MOTIF NAGA ITU KERIS NOGO SOSRO

Foto: dewikenconowungu.blogspot.com

Keris Nogo sosro adalah dapur keris luk 13 yang bertatahkan naga pada bagian gandhik dan Di serasah emas sampai ujung ekornya. Dan hiasan kepala naga bermahkota serta ada intan yang di tempat kan pada mulut naga tersebut.
Pusaka tersebut pertama di ciptakan oleh Kanjeng Empu Pangeran Sedayu (Empu Supo Mandrangi) atas titah Prabu Browidjoyo.
Dikala Mojopahit dalam keadaan genting mencekam karena banyaknya pemberontakan dan bencana.... maka Sang Prabu menitahkan kepada Empu Pangeran Sedayu agar membabar pusaka yang bermotifkan naga dengan 1000 sisik... yang mengandung arti pusaka tersebut agar sebagai kekuatan untuk menolak membentengi negara dari 1000 bencana dan masalah kerajaan.
Dengan keterampilan Sang Empu maka tercipta lah Sebilah keris pusaka yang akhirnya dinamakan Nogo sosro..... adapun intan yang ditanamkan pada mulut naga itu dimaksudkan untuk meredam keganasan dari tuah keris tersebut. dan oleh sebagian orang menyebutnya dengan sebutan keris Nogo sosro ngemut inten.

Jadi keris Nogo sosro adalah keris bermotifkan naga dengan 1000 sisik. Namun dlm perkembangan keris tersebut ada yang luk 13,9,11,7. Maka menyebutkan keris dengan luk nya.... seperti keris Nogo sosro luk 13 dan lainnya.... tetapi tetep dengan sisik 1000.

Di zaman Kanjeng Sultan Agung Mataram... perkembangan budaya perkerisan mencapai puncaknya.... dan banyak tercipta dapur-dapur keris yang ditatah lung kamarogan.... Diantaranya adalah keris berdapur Nogo sosro itu sendiri.... maka lalu disebut dengan keris Nogo sosro kinatah kamarogan.

Dalam masa akhir2 ini banyak orang yang mungkin tertipu dengan masalah keris Nogo sosro..... karena banyaknya pendapat tentang keris Nogo sosro yang bgt banyak model dan bentuk yang beraneka ragam...... perlu saya uraikan tentang pakemnya bilah keris Nogo sosro.... Keris bermotif naga itu sangat lah banyak... dan untuk mengetahui mana keris Nogo sosro itu sangat lah mudah... yaitu menyesuaikan bentuk bilahan-bilahan dgn nama yang ada.... kata Nogo sosro itu di ambil dr motif keris naga bersisik 1000 .... jd jelas untuk mengetahui mana yang asli dan yang bukan tinggal menghitung jumlah gambaran sisik yang ada dlm bilah keris yang bermotifkan naga tsb.
Keris berdapur Nogo sosro memang sangatlah masyhur dikalangan masyarakat karena diyakini siapapun yang mempunyai keris tersebut bisa naik Drajad nya dlm kehidupan serta aman posisi di dalam kedudukan..... maka banyak yang mencari keris tersebut.... situasi yang demikian akhirnya digunakan oleh sebagian orang untuk memanfaatkan situasi dan berbisnis.. dari hal tersebut lantas menimbulkan opini tentang berbagai macam bentuk keris bermotifkan naga yang diyakini sebagai keris Nogo sosro.

Keris yang bermotifkan naga dgn luk 13 pun tidak hanya Nogo sosro.... ada keris lain dengan motif naga namun bukan Nogo sosro.... Diantaranya
Keris Nogo kikik.... Keris motif naga luk 13 di serasah emas sampai ekor.... kepala naga tdk dengan mahkota.. namun hanya memakai tropong dan tanpa intan di mulutnya.
Keris Nogo Rojo.... Keris serupa bertatahkan emas kepala naga bermahkota tanpa ada intan Di mulutnya.
Keris Nogo Siluman.... Keris luk 13.... namun gambar Naga bermahkota hanya pada bagian kepala dan ekornya saja... dan bagian tubuh tidak ada.
Keris Nogo Welang.... Luk 13 dan kepala naga dgn hiasan mahkota narpati (bukan mahkota raja) dan gambaran tubuh selang seling antara emas dan pamor... dan jk diamati nampak seperti ular welang.
Keris Nogo Bangkotan... Keris luk 13 kepala naga bermahkota Di serasah sampai ekor... namun gambaran naga hanya sampai sepertiga badan keris.
Keris Nogo Runting.... Keris bermotifkan naga Di serasah emas sampai ekor... bermahkota narpati dan mulut runcing
Keris Nogo Sampo.... Keris motif naga luk 13 Di serasah sampai ekor... namun bentuk gambar naga seperti naga dalam mitos cina.
Keris Nogo Puspo.... Luk 13 Di serasah sampai ekor.. kepala naga bermahkota dan bentuk ekor seperti bunga yang mekar.
Keris Nogo Penganten... Luk 13 dengan motif dua ekor naga yang saling melilit serta kepala naga di bagian depan dan belakang bagian sor-soran keris... dan Di serasah.
Keris Nogo Pandhito.... Keris dengan motif naga yang serupa dengan Nogo sosro... namun di bawah kepala naga ada tatahan orang bertapa.

Itulah sedikit gambaran mengenai keris yang bermotifkan naga... dan masih banyak lagi keris bermotifkan naga dgn bentuk dan ciri2 yang berbeda serta ada yang lurus dan luk.

Semoga ada manfaatnya sebagai bentuk pembelajaran mengenai pusaka peninggalan para sesepuh tanah jawa.

Adhiluhung kabudayan iku gumantung marang sopo kang ngrepto lan sopo kang angleluri.

Sabtu, 23 Juli 2016

MUDIK LEBARAN,TRADISI YANG TAK TERGANTIKAN DENGAN TEKNOLOGI APAPUN

by: 
TRADISI mudik Lebaran melekat erat dengan Idul Fitri. Kerinduan pulang kampung menetralisasi kerepotan, bahkan jadi pemanis kemenangan. Dan, mudik merupakan potret dialektika budaya yang sudah berlangsung berabad-abad.
Said Aqiel Siradj menempatkannya dalam konteks keberagamaan, kembali ke fitrah sebagai upaya kesalehan yang bersifat spiritual-vertikal yang konkret, dimaknai lewat jalan kesalehan sosio-horizontal. Silaturahim menjadi sarana sekaligus hasil.
Dalam konteks sosio-horizontal, tradisi mudik bisa menjadi cermin pasang-surutnya kehidupan. Jumlah pemudik bisa dijadikan salah satu faktor walaupun tidak otomatis. Membesarnya jumlah pemudik tidak selalu menjadi cermin kemajuan, bahkan bisa sebaliknya.
Lewat televisi maupun media cetak kita menyaksikan kerepotan tahunan. Kita menyaksikan ritus rutin tahunan tersebut berlangsung serupa dari tahun ke tahun. Kedodoran dan grubyak-grubyuk yang selalu berulang.
Tradisi mudik Lebaran menyampaikan pesan konkret. Kita masih perlu terus belajar menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan umum. Sekali ini, karena sifatnya berkelitan menyatu keberagamaan dan sosial
budaya, penanganan yang baik bagi pemudik pun membawa berkah berlimpah.
Antropolog kelahiran Belanda tahun 1935, Niels Mulder, memberi makna mudik dengan simbol aktifitas migrasi. Menurut dia, mudik adalah sebuah kebiasaan ketika bus dan kereta api sarat penumpang dan kemacetan lalu lintas terjadi di mana-mana di seluruh Jawa.
Orang bergerak dari Jakarta menuju daerah-daerah di Jawa pada akhir Ramadhan. Penggambaran ini tentu saja sangat sempit karena mudik berlaku pula bagi penduduk di kota-kota besar di Jawa menuju ke Sumatra, Kalimatan,
dan daerah lainnya.
Di balik hasrat berlebaran bersama keluarga di kampung halaman ini, kita bisa menemukan aneka cerita menarik dan pernak-pernik lainnya yang menyertai peristiwa mudik ini. Bagi Anda yang mendapatkan jodoh (pasangan
hidup) yang kebetulan masih berasal dari satu daerah yang berdekatan pastinya tidak akan banyak mengalami kesulitan untuk menentukan dimana harus mudik lebaran, tetapi bagi mereka yang mendapat jodoh dengan orang
yang berasal dari tempat yang berbeda dan jaraknya sangat berjauhan mungkin harus ada konsensus tertentu terlebih dahulu. Untuk kepentingan efisiensi, biasanya dipola dan diatur secara bergiliran, misalnya untuk tahun ini
berlebaran dengan orang tua dan keluarga dari pasangan kita, tahun berikutnya berlebaran dengan orangtua dan keluarga sendiri. Yang jelas, mungkin bisa dianggap tidak adil jika hanya berlebaran di salah satu
keluarga saja.
Kedua, mudik lebaran untuk menunjukkan kesuksesan. Secara disadari atau tidak disadari, pada sebagian orang tertentu menjadikan mudik lebaran sebagai ajang untuk menunjukkan diri bahwa dia adalah orang yang telah
sukses, melalui aneka ragam perilaku dan penampilannya, baik mereka yang tampil secara elegan sampai dengan mereka yang tampil norak. Coba saja Anda pancing cerita mereka, kemungkinan yang banyak dibicarakannya adalah
hal-hal positif, dan jarang atau sedikit mereka bercerita tentang penderitaan yang dialaminya selama berada di negeri rantau. Cerita dan penampilan positif inilah mungkin bisa dianggap sebagai salah satu pemicu
kenapa setiap habis lebaran Jakarta selalu disesaki oleh para pendatang baru, yang mungkin tergiur melihat saudara-saudaranya yang dianggap telah sukses merantau di Jakarta.
Ketiga, mudik lebaran menjadikan perputaran uang di kampung halaman semakin meningkat. Ketika seseorang memutuskan hendak mudik lebaran di kampung halaman, pada umumnya mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya,
termasuk di dalamnya persiapan ekonomi. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun mengais rejeki di negeri rantau, sebagian dia sisihkan untuk kepentingan mudik lebaran. Diantaranya, ada yang berupaya untuk berbagi-bagi rejeki dengan saudara-saudara dan tetangganya di kampung halaman, (termasuk di dalamnya zakat, shadaqah dan infaq). Bahkan ada diantaranya yang sengaja secara royal berbelanja di kampung halaman, dengan nilai rupiah yang tidak sedikit. Tentunya, hal ini akan memicu terjadinya peningkatan perputaran roda ekonomi di kampung halaman.
Dan, tradisi mudik ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran akan selalu ada dan terus berlangsung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia. Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito pun secara
tegas dan tentu tidak sedikit yang tidak mengamini bahwa bagi masyarakat Indonesia, mudik ke kampung halaman belum bisa digantikan dengan kemajuan teknologi.
Meski kita akui bersama, tradisi mengirim surat ucapan tersingkir oleh SMS, WhatsAap, atau BBM, kemajuan teknologi seperti telepon atau internet dapat mendekatkan jarak antar individu, tapi dalam tradisi mudik terdapat
beberapa aspek yang tidak bisa diwujudkan dengan teknologi. Selain itu, teknologi belum menjadi bagian budaya mendasar masyarakat Indonesia, terutama yang berada di pedesaan. Mudik akan selalu ada, meski ada
kemungkinan suatu saat akan hilang. Wallahu ‘Alam, Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum, Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal Faizin.
(*)

HUKUM KARMA DALAM PANDANGAN ORANG JAWA

Foto: verseofuniverse

Foto: verseofuniverse
DALAM kepercayaan masyarakat Jawa yang masih kental bersinggungan dengan keyakinan Hindu, terdapat sebuah hukum perbuatan sebab-akibat atau dikenal dengan hukum karma. Keteguhan pada hukum karma inilah barangkali yang melahirkan pepatah “sapa sing nandur, sing bakal ngundhuh”. Atau siapa menabur, maka dialah yang menuai. Pada kelanjutannya, hukum karma menjadi semacam pepeling  yang amat ditakuti bagi siapapun yang telah berbuat tak baik dalam hidupnya.
Hukum karma tak mengenal pengecualian. Hukum karma berlaku untuk semua manusia. Hukum karma bekerja sendiri, tidak pilih kasih dan tidak kenal ampun. Akibat dari suatu perbuatan tidak dapat dihindari atau diubah. Perlawanan terhadap hukum ini bisa saja menyebabkan kesedihan, kesengsaraan, bahkan hingga kematian.
Setidaknya ada lima macam karma. Pertama, karma perbuatan baik. Tentu ini karma dari seseorang yang berbuat baik sehingga akan dihormati dan disegani oleh orang lain. Kedua, karma tidak melakukan perbuatan baik. Yakni orang yang hidup menyendiri, tidak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang di sekitarnya.
Ketigakarma kejahatan. Tentu ini merupakan tindakan dari orang yang berlaku jahat pada orang lain sehingga dia dibenci dan dihina oleh orang lain pula. Keempatkarma keluarga atau kelompok. Karma keluarga atau kelompok adalah karma yang dibentuk oleh kebiasaan dan adat istiadat. Semisal, ketika pemerintah berlaku tak adil pada rakyatnya, maka akan menuai kritik dan cemoohan dari warga yang dipimpinnya. Atau yang terburuk, bisa saja peperangan, pemberontakan, wabah penyakit, dan lain sebagainya
Kelima, karma pribadi. Karma pribadi dibagi ke dalam tiga bagian, yakni karma Prarabdha, karma Sancita, dan karma Kriypmana.
Tiga Karma Pribadi
karma_Karma pribadi, seperti tertulis sebelumnya, terbagi ke dalam tiga bagian. PertamaKarma PrarabdhaKarma Prarabdhaterbentuk akibat perbuatan yang tidak dapat dicegah lagi, disebabkan oleh tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sekarang. Tindakan yang baik akan menyelamatkan dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan tindakan buruk akan merugikannya. Sebagai contoh, seseorang yang tahu dia tak akan berenang akan melompat ke dalam air yang dalam. Kalau dia tetap melompat, maka dorongan kemauannya mengalahkan naluri dan pikirannya. Secara otomatis, dia harus menanggung akibatnya.
KeduaKarma SancitaKarma Sancita merupakan karma yang akibatnya dapat diubah sendiri. Setiap manusia menuai akibat dari perbuatannya. Manusia memiliki naluri dan pikiran yang dapat menimbang apa akibat dari yang telah diperbuat. Akibat dari suatu perbuatan selalu dapat dikendalikan, sepanjang manusia dapat mengendalikan kemauannya. Semua penyakit, bisa dihindari sepanjang manusia mau berlaku sehat dalam hidupnya.
KetigaKarma KriyamanaKarma Kriyamana merupakan karma yang timbul di kehidupan kemudian.Sebagai contoh, seseorang yang telah berjuang sekuat tenaga dengan penuh pengorbanan dalam mencapai sesuatu, masih saja gagal dan terus menderita. Sekalipun orang itu baik dan jujur, namun penderitaannya tiada henti. Seolah, kehidupan orang tersebut dirusak oleh “kekuatan tersembunyi” yang merupakan akibat dari perbuatan sebelumnya. Dalam menerima karma ini, seseorang hendaknya memperbaiki perbuatannya secara sabar. Untuk bebas dari penderitaan, seseorang harus mengenali dirinya sendiri. Seseorang harus mengenali kesalahan yang pernah diperbuat dan sesegera mungkin memperbaikinya.
(Fadhil Nugroho/CN41/SMNetwork)