SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "MP" DAARUTTHOLABAH79.BLOGSPOT.COM.BLOG DARI SEORANG WNI YANG BERHARAP ADA PEMIMPIN DI NEGERI INI,BAIK SIPIL/MILITER YANG BERANI MENGEMBALIKAN PANCASILA DAN UUD 1945 YANG MURNI DAN KONSEKUEN TANPA EMBEL-EMBEL AMANDEMEN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP RAKYAT INDONESIA...BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI KESEPAKATAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,TOLERANSI DAN KESEDIAAN BERKORBAN JADI CIRINYA...AMIIN

Selasa, 28 Juni 2016

CONTACT US

foxyform

SIAPAKAH ULAMAUSSALAFY DAN PENGIKUT ULAMAUSSALAFY SEBENARNYA?SANGGAHAN KAMI.


Ulama Salaf

Rasulullah SAW bersabda,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُم

“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
 
Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya?
1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah
2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah
3) Imam Syafie lahir:150 hijrah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
5) Imam Asy’ari lahir: 240 hijrah
Mereka ini semua ulama Salafus Soleh atau dikenali dengan nama ulama SALAF…
Apa itu salaf?
Salaf ialah nama “zaman” yaitu merujuk kepada golongan ulama yang hidup antara kurun zaman kerasulan Nabi Muhammad hingga 300 HIJRAH. 3 Kurun pertama itu bisa diartikan 3 Abad pertama (0-300 H).
1) golongan generasi pertama dari 300 tahun hijrah tu disebut “Sahabat Nabi” karena mereka pernah bertemu Nabi.
2) golongan generasi kedua pula disebut “Tabi’in” iaitu golongan yang pernah bertemu Sahabat nabi tapi tak pernah bertemu Nabi
3) golongan generasi ketiga disebut sebagai “Tabi’ tabi’in” iaitu golongan yang tak pernah bertemu nabi dan sahabat tapi bertemu dengan tabi’in.

Jadi Imam Abu hanifah (pengasas mazhab Hanafi) merupakan murid Sahabat nabi maka beliau seorang TABI’IN. 
Imam Malik, Imam Syafie, Imam Hanbali, Imam Asy’ari pula berguru dengan tabi’in maka mereka adalah golongan TABI’ TABI’IN.
Jadi kesemua Imam-Imam yang mulia ini merupakan golongan SALAF YANG SEBENARNYA dan pengikut mazhab mereka lah yang paling layak digelar sebagai “Salafi” karena “salafi” bermaksud “pengikut golongan SALAF”.
Jadi beruntung lah kita di Indonesia / Malaysia yang masih berpegang kepada mazhab Syafie yang merupakan mazhab SALAF yang SEBENARNYA dan tidak lari dari paham NABI DAN SAHABAT…
Rujukan Wahhabi:
1) Ibnu Taimiyyah lahir: 661 Hijrah (lahir 361 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
2) Albani lahir: 1333 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi,lahir 1033 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
3) Muhammad Abdul Wahhab (pendiri gerakan Wahhabi): 1115 Hijrah (lahir 815 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
4) Abdullah Bin baz lahir: 1330 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi, sama dengan Albani, lahir 1030 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
5) Utsaimin lahir: 1928 Masehi (mati tahun 2001,lebih kurang 12 tahun lepas dia mati,lahir entah berapa ribu tahun selepas zaman SALAF.
Mereka ini semua hidup di AKHIR ZAMAN kecuali Ibnu Taimiyyah yang hidup di pertengahan zaman antara zaman salaf dan zaman dajjal(akhir zaman)… Saat Islam diserang oleh tentara Mongol.
Tak ada sorang pun Imam rujukan mereka yang mereka ikuti secara buta hidup di zaman SALAF….
Mereka ini semua TERAMAT LAH JAUH DARI ZAMAN SALAF tapi SANGAT-SANGAT ANEH apabila puak-puak Wahhabi menggelarkan diri sebagai “Salafi” (pengikut Golongan Salaf).
Sedangkan rujukan mereka adalah dari kalangan yang datang dari golongan ulama’ akhir zaman.
Mereka menuding ajaran Sifat 20 Imam Asy’ari yang lahir tahun 240 H sebagai bid’ah yang sesat. Padahal ajaran Tauhid Uluhiyyah, Rububiyah, dan Asma wa Shifat yang mereka ajarkan juga bid’ah dan diajarkan Khalaf yang lahir tahun 1115 H. Ini mendangkalkan aqidah ummat Islam.
Mereka tuduh pula zikir berjama’ah usai sholat di masjid bid’ah sesat sehingga mereka diam saja usai sholat. Ummat Islam jadi jauh dari zikir dan doa. Mereka tuduh tahlilan bid’ah. Padahal itu Syiar Islam oleh Wali Songo yang berhasil mengIslamkan ummat Islam Indonesia yang semula beragama Hindu. Banyak tuduhan mereka bahwa ummat Islam itu penuh bid’ah dan sesat dan mereka ingin “memurnikannya”. Mereka tidak kenal bid’ah hasanah sebagaimana yang dipahami Imam Syafi’ie, Umar bin Khoththob ra, Abu Bakar ra, dsb.
Bagi Wahabi, Qunut Subuh dan Usholli yang dilakukan Imam Syafi’ie adalah bid’ah sesat. Padahal Imam Mazhab seperti Imam Hambali tak berpendapat semua bid’ah sesat. Itulah sebabnya Imam Hambali justru berguru pada Imam Syafi’ie. Jelas yang dilakukan Imam Hambali yang konon jadi acuan Wahabi, tidak diikuti oleh kaum Wahabi.
Mereka tidak paham adanya bid’ah hasanah. Jadi mereka anggap sesat semua Muslim/Ulama yang melakukan bid’ah hasanah sebagai sesat karena menurut mereka semua bid’ah itu sesat.
Jika menuduh orang sesat, apalagi tiap jum’at mengatakan itu padahal ternyata tidak benar, maka label sesat berbalik kepadanya.
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim]
Saat merasa benar dan menuduh Muslim lain sesat, akhirnya di antara mereka pun jadi saling berpecah-belah.
salafy-wahabi
Wallahu’alam bissawab.
Jika ulama Salaf seperti Imam Mazhab menghormati perbedaan yang ada di antara mereka sebagai rahmat, maka kaum khawarij yang tinggal di akhir zaman ini tidak. Bagi mereka kebenaran cuma 1. Yaitu mereka. Yang lain salah/sesat/kafir. Tak heran bahkan terhadap sesama mereka sendiri akhirnya bertikai, saling hina, dan saling bunuh.

FAKTA YANG TERLUPAKAN:"LIBYA,IRAQ,IRAN,SURIAH DI HANCURKAN KARENA MEREKA MENYERANG ISRAEL BERKALI-KALI"


Kenapa Libya Irak Dihancurkan
Kenapa Libya, Iraq, Suriah, Mesir, Pakistan, dan negara2 Islam lain saat ini dihancurkan oleh Zionis AS dgn antek2 mereka yang sebagian disebut “Mujahidin” yang membantai tentara dan rakyat negara2 tsb?
Ini karena negara2 tsb berulang-kali bersatu melawan Israel di tahun 1948, 1967, dan 1973. Israel tidak mau negara2 tsb menyerang mereka lagi.
"Mujahidin" gadungan Mouaz Moustafa bersama zionis Bernard Henry Levy menghancurkan Libya dan Suriah
“Mujahidin” gadungan Mouaz Moustafa bersama zionis Bernard Henry Levy menghancurkan Libya dan Suriah http://instagram.com/p/SiuVWGFHiu/
Yahudi biasa mengadu-domba ummat Islam lewat berbagai cara seperti pemimpin mereka thoghut Fir’aun, konflik Sunni vs Syi’ah, dsb. Hingga tahun 1980-an, negara2 Islam tsb relatif damai. Namun sekarang dibikin rusuh. Raja Faisal dari Arab Saudi sudah mereka tembak mati di tahun 1975, sehingga sekarang Arab Saudi jadi sekutu AS. Negara2 lain yang tak mau tunduk dan berpotensi jadi musuh Israel, mereka hancurkan.

Abu Bakar Al Baghdadi dan John McCain
Abu Bakar Al Baghdadi (Khalifah ISIS), Mouaz Moustafa dan senator AS John McCain https://kabarislamia.com/2013/06/15/teka-teki-pemberontak-suriah-mujahidin-atau-munafiqin/
Majelis Taklim Malam Rabu 9 Desember 2014 oleh KH Dr Ali Sibromalisi di M Al ‘Ubudiyyah Kebon Nanas Jaktim membahas Tafsir Al Munir.
Membahas kaum Yahudi yang gemar mengadu-domba bangsa lain sehingga mereka bisa menguasai ekonomi di negara tsb. Contohnya di Madinah, mereka mengadu domba 2 kaum yaitu Bani ‘Aus dan Suku Khazraj sehingga saling perang. Saling bunuh.
Perang terjadi bertahun-tahun. Banyak yang tewas. Banyak harta terbuang. Namun tidak ada yang menang. Justru keduanya berkurang jumlah penduduknya dan juga hartanya sehingga jadi lemah.
Dengan taktik adu domba tsb, maka 2 kaum tsb sibuk berperang sama lain sehingga kaum Yahudi aman dan menguasai negeri itu. Pasar2 seperti toko emas didominasi oleh kaum Yahudi.
Namun saat Nabi datang ke Madinah, kedua suku tersebut jadi akur dan rukun. Sehingga kaum Yahudi jadi sebel. Apalagi ternyata akhirnya ummat Islam lewat Piagam Madinah akhirnya mendominasi Madinah. Di mana Nabi Muhammad SAW jadi pemimpin Madinah.
Akhirnya kaum Yahudi mencari cara agar mereka bisa mengadu-domba Bani ‘Aus dgn Suku Khazraj. Diungkitlah peperangan mereka zaman dulu sehingga masing2 kaum jadi marah dan mengambil golok masing2 siap saling bunuh.
Namun Nabi muncul dan memarahi mereka serta mendamaikan mereka. Dengan bersatu, ummat Islam jadi kuat dan mampu mengusir kaum Yahudi yang berniat makar keluar dari Madinah.
Kaum Yahudi yang jumlahnya hanya 40 juta orang bisa menguasai dunia yang penduduknya 7 milyar lewat politik adu domba. Ummat Islam yang jumlahnya 1,3 milyar pun tidak berdaya karena diadu-domba zionis Yahudi.
Tahun 1948, 1967, dan 1973 ummat Islam seperti Mesir, Suriah, Libya, bahkan Saudi Arabia bersatu melawan Israel. Raja Faisal dari Arab Saudi bahkan mengembargo minyak terhadap AS dan sekutunya dan menasionalisasi perusahaan minyak AS: Aramco. Namun kemudian tahun 1975 Raja Faisal dibunuh oleh agen AS. Sejak itu, Arab Saudi kembali jadi sekutu dekat AS. Kedubes AS yang besar dan megah bahkan sekarang pangkalan Militer AS berdiri di Riyadh (Najd)
Sejak itu boleh dikata ummat Islam diadu saling bunuh sesama oleh Zionis Yahudi. Dimulai dari perang Afghanistan di mana bughot dilakukan sehingga Uni Soviet dan AS kemudian masuk. Kemudian perang Iran-Iraq tahun 1980-1988, Perang Iraq, Perang Libya, Suriah, dsb. Israel jadi aman karena ummat Islam sibuk saling bunuh satu sama lain dgn dalih “JIHAD”. Jutaan Muslim tewas dan puluhan bahkan ratusan ribu trilyun harta terbuang. Ummat Islam jadi lemah dan miskin.
Saddam Hussein dibujuk oleh negara2 Arab yang merupakan sekutu Zionis AS untuk menyerang Iran yang saat itu sedang lemah karena Revolusi di tahun 1980. Dana dan senjata diberikan oleh negara2 Arab dan NATO. Meski pertama2 Irak menang, namun akhirnya keteteran juga sehingga akhirnya minta berdamai dgn Iran. Perang tsb menewaskan 1 juta orang dan harta sebesar Rp 12.000 Trilyun (1 M Dollar). Meski pasukan Irak yang tewas kurang dari 400 ribu orang, namun sebagian besar dari Rp 12.000 Trilyun tsb ditanggung oleh Iraq untuk membeli berbagai senjata canggih dan mahal dari NATO. Iraq bangkrut.
Saddam pun marah kepada negara2 Arab seperti Kuwait yang menagih “Hutang” untuk biaya perang tsb. Saddam akhirnya menyerang Kuwait dan Saudi. Namun Saudi mengundang pasukan AS untuk menyerang Irak. Akhirnya Irak dijajah AS dan Saddam dibunuh oleh AS. Itulah akibat adu domba zionis Yahudi sekarang.
PM Malaysia berkata: “Jews rule the world by proxy. They get others to fight and die for them” Yahudi menguasai dunia lewat agen2 Yahudi. Mereka membuat orang lain saling perang dan bunuh untuk mereka.
Nabi Muhammad selain mempersatukan ummat Islam juga menyiapkan senjata ummat Islam dengan baik seperti baju besi, pedang, panah, pasukan berkuda, dsb. Saat perang Uhud, selain ada pasukan tempur, Nabi juga menempatkan 60 pemanah di gunung Uhud. Para pemanah memanah bergantian. Satu kelompok memanah, kelompok lain memasang alat panah. Begitu yang memanah sudah selesai, yang sudah memasang alat panah kembali memanah. Jadi anak panah belum mencapai musuh, panah sudah dilontarkan lagi. Hujan panah tanpa henti. Jika sekarang, tentu diganti dengan roket atau rudal.
Dengan kelembutan dan kekuatannya, Nabi bersama sahabat bisa menundukkan kaum kafir Quraisy, Yahudi, Romawi, dan Persia. Tak heran dalam 100 tahun negara Islam membentang dari Portugis dan Spanyol hingga India. Mengalahkan luas negara AS dan Cina.
Luas Islam
Berikut Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya) surat Ali ‘Imran:103:
Sejarah para sahabat Rasulullah SAW. di kota Madinah, bahkan masih di masa Baginda Rasulullah SAW masih hidup mengajarkan hal itu. Ketika masyarakat dan negara Islam baru tumbuh di kota Madinah. Dan kedudukan politik dan kekuatan ekonomi mereka menggeser kepentingan dan posisi kaum Yahudi, maka Yahudi membuat makar. Salah seorang tokoh Yahudi yang bernama Syas bin Qais yang sangat benci dengan bersatunya dua suku besar penghuni kota Madinah Aus dan Khazraj dalam ikatan Islam, membuat makar dengan mengirim seorang penyair agar mem-bacakan syair-syair Arab Jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam perang Buats. Perang Buats adalah perang yang terjadi selama 120 tahun (Ibnu Ishaq dalam Tafsir Al Mawardi) antara kaum Aus dan Khazraj. Dan selama musim perang tersebut, pihak Yahudilah yang meng-ambil keuntungan politik maupun ekonominya.
Penyair suruhan Syas berhasil mempengaruhi jiwa sekumpulan kaum Anshar dari kalangan Aus dan Khazraj di suatu tempat di kota Madinah. Syair jahiliyah tersebut mengantarkan mereka kepada perasaan kebanggaan dan kepahlawanan mereka di masa jahiliyah dalam medan perang Buats. Perasaan kebangsaan dan kepahlawanan kaum Aus maupun Khaz-raj itu memuncak hingga mereka lupa bahwa mereka sesama muslim. Yang Aus merasa Aus dan yang Khazraj merasa Khazraj. Dalam puncak emosi perang itu mereka akhirnya berteriak-teriak histeris : ”Senjata-senjata!”.
Dalam situasi kritis itulah, Rasulullah datang bersama pasukan kaum muslimin untuk melerai mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai kaum muslimin, apakah karena seruan jahiliyah ini (kalian hendak berperang) padahal aku ada di tengah-tengah kalian. Setelah Allah memberikan hidayah Islam kepada kalian. Dan dengan Islam itu Allah muliakan kalian dan dengan Islam Allah putuskan urusan kalian pada masa jahiliyyah. Dan dengan Islam itu Allah selamatkan kalian dari kekufuran. Dan dengan Islam itu Allah pertautkan hati-hati kalian. Maka kaum Anshar itu segera menyadari bahwa perpecahan mereka itu adalah dari syaithan dan tipuan kaum kafir sehingga mereka menangis dan berpelukan satu sama lain. Lalu mereka berpaling kepada Rasulullah SAW. dengan senantiasa siap mendengar dan taat…” (Sirah Ibnu Hisyam Juz 1/555).
Karena itulah Allah menurunkan surat Ali ‘Imran ayat 103:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya…” [Ali ‘Imran:103]
Ada pun surat Ali ‘Imran ayat 99 turun berkenaan dengan tokoh Yahudi, Qais, yang gemar mengadu-domba ummat Islam:
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” [Ali ‘Imran 99]
Rasulullah SAW juga melarang keras sikap ashabiyah (Nasionalisme dan tribalisme) seperti itu. Sebagaimana yang tercermin dalam sabdanya:
“Bukan termasuk Ummatku orang yang mengajak pada Ashabiyah, dan bukan termasuk ummatku orang yang berperang atas dasar Ashabiyah, dan bukan termasuk ummatku orang yang mati atas dasar Ashabiyah” (HR Abu Dawud).
Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)
Allah Ta’ala berfirman pula: “Tiada seseorang itu mengucapkan sesuatu perkataan, melainkan di sisinya ada malaikat Raqib -pencatat kebaikan- dan ‘Atid -pencatat keburukan-.” (Qaf: 18)
Dari Hudzaifah r.a. katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk syurga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui dua buah kubur, lalu bersabda: “Sesungguhnya kedua orang yang mati ini disiksa, tetapi tidaklah mereka disiksa karena kesalahan besar. Ya, tetapi sebenarnya besar juga -bila dilakukan secara terus menerus-. Adapun yang seorang diantara keduanya itu dahulunya -ketika di dunia- suka berjalan dengan melakukan adu domba, sedang yang lainnya, maka ia tidak suka menghabiskan sama sekali dari kencingnya -yakni di waktu kencing kurang memperdulikan kebersihan serta kesucian dari najis-.” Muttafaq ‘alaih. Ini adalah lafaz dari salah satu riwayat Imam Bukhari.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Tahukah engkau semua, apakah kedustaan besar itu? Yaitu Namimah atau banyak bicara adu domba antara para manusia.” (Riwayat Muslim)

KATA USTADZ FELIX SIAUW "MEMBELA TANAH AIR(NASIONALISME) NGGAK ADA DALILNYA?


Felix Siauw Tanah Air
Ini Adalah pernyataan felix Siauw yg katanya "USTADZ" di twiter yang sangat ngawur dan menunjukkan Kebodohannya..
Kenapa...?
Sebab,Membela harta benda dari perampok saja jika tewas bisa mati syahid, apalagi tanah air dari serangan para penjajah. Tanah Air itu termasuk harta kita yang amat berharga.
Nabi Muhammad S A W,berkali-kali perang melawan kaum kafir demi melindungi negeri Madinah beserta penduduknya.
Jika sudah tidak mau membela tanah air, bisa2 kita kehilangan negara Indonesia karena dicaplok bangsa lain.


Suku Kurdi itu kehilangan tanah airnya karena mereka masih kurang gigih membela tanah airnya. Sekarang suku Kurdi tidak punya negara. Negeri mereka terpecah dikuasai oleh Turki, Suriah, dan Iraq. Begitu pula bangsa Indian di Amerika, Aborigin di Australia, dan Maori di Selandia Baru kehilangan negara mereka karena dirampas bangsa lain.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta -yang menjadi miliknya-, maka ia adalah syahid.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abul A’war yaitu Said bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail, salah seorang diantara sepuluh orang yang disaksikan akan memperoleh syurga -yakni bahwa Nabi s.a.w. telah menjelaskan bahwa mereka itu pasti masuk syurga- radhiallahu anhum, katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta -yang dimilikinya-, maka ia adalah mati syahid, barangsiapa terbunuh karena membela darahnya -yakni mempertahankan diri karena hendak dibunuh oleh seseorang-, maka ia juga mati syahid, barang siapa yang terbunuh karena mempertahankan agamanya, iapun mati syahid dan barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan keluarganya -kehormatan mereka-, maka ia juga mati syahid.” Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ada seseorang datang hendak mengambil hartaku?” Beliau s.a.w. menjawab: “Jangan engkau berikan padanya.” Orang itu bertanya: “Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ia menyerang saya?” Beliau menjawab: “Balaslah serangannya!” Ia bertanya lagi: “Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ia berhasil membunuh saya?” Beliau s.a.w. menjawab: “Engkau mati syahid.” Ia bertanya pula: “Bagaimanakah pendapat Tuan jikalau saya dapat membunuhnya?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ia masuk dalam neraka.” (Riwayat Muslim)
Membela Tanah Air selama niatnya tetap lillahi ta’ala insya Allah berpahala.
Tapi jika karena ‘Ashobiyyah / Fanatik golongan / Fasis dan menzalimi bangsa lain, nah ini baru dosa.
Felix Siauw ‏@felixsiauwmembela nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya
10:53 PM – 29 Nov 2012
 https://twitter.com/felixsiauw/status/274405856920088576
Allah dan RasulNya menghargai bangsa dan negeri yang diberkahinya. Oleh karena itu Nabi dan para Sahabat tetap menghargai bangsa / negeri masing2. Makanya ada sahabat tetap bangga dgn nama negerinya seperti Salman Al Farisi (Orang Persia). Jadi jangan pertentangkan Islam dgn Nasionalisme: Negeri yang aman itu satu berkah dari Allah. Jangan disia-siakan:
“Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia” [Al Anbiyaa’ 71]

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.” [Al Baqarah 126]

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” [Ibrahim 35]

“Aku benar-benar bersumpah dengan negeri ini (Mekah)” [Al Balad 1] 

Firman Allah tentang suku/bangsa:
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy” [Quraisy 1]
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi” [Ar Ruum 2]
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” [Saba’ 15].

Coba lihat hadits ini. Yang dilarang itu adalah ‘Ashobiyyah yang berlebihan sehingga menzalimi orang lain. Tapi sekedar mencintai kaumnya sehingga muncul istilah Quraisy (Suku Quraisy), Al Farisi, atau Bani Hasyim itu tidak masalah:
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad).

Dari hadits di atas jelas paham Nasionalisme yang mencintai satu kaum atau pun negeri itu adalah bagian dari Islam. Jangan sampai karena tidak Nasionalis, saat Indonesia diserang AS atau negara lain kita diam saja. Tidak ada dalilnya katanya. Ini keliru.
Selama kita meletakkan paham Nasionalisme DI BAWAH ISLAM, itu tidak masalah. Sejalan dengan Islam. Tapi jika meletakkan Nasionalisme sejajar atau bahkan di atas Islam, nah ini baru keliru.
Ini seperti mencintai orang tua, itu sejalan dengan Islam. Karena ridho Allah itu bersama ridho orang tua. Tapi jika kita mencintai orang tua sama atau melebihi cinta kita kepada Allah, nah itu baru keliru.

Munculnya Islam, bukan berarti menghilangkan suku/bangsa. Tetap ada. Cuma Islam itu di atasnya. Menaungi semuanya. Makanya zaman Khalifah ada yang namanya Gubernur Mesir, Gubernur Iraq, Gubernur Yaman, dsb.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar, Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
Semoga Felix Siauw sadar dan faham akan kekeliruannya..dan di berikan hidayah alloh s w t
AAMIIN

KAUM KHAWARIJ ATAU NEO KHAWARIJ,DALANG DI BALIK ISU PEM-BID'AH-AN DAN PEN-TAKFIR-AN



Bidah Hasanah

Menganggap sesat / kafir sesama Muslim itu dosa. Orang yang mengkafirkan bahkan membunuh sesama Muslim, disebut Khawarij. Orang2 yang keluar dari Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu : “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [dulu juga kafir], lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” [An Nisaa’ 94]
“Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya “hai kafir”, maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya.” [HR Bukhari]
Penyebab Khawarij:
1. Sombong merasa paling benar. Riya. Pamer. Menganggap diri dan kelompoknya paling lurus, dan yang lain kurang/tidak lurus.
“…Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” [An Najm 32]
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’an, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’an dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’an, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
2. Menolak Bid’ah Hasanah. Semua pelaku bid’ah seperti Qunut Subuh, Tahlilan, Maulidan dsb dianggap sesat. Padahal Umar menyebut Ni’mal Bid’ah (HR Bukhari – Shalat Tarawih berjama’ah).
Ini karena cuma terpaku pada 1-2 hadits seperti ini, tapi menolak hadits-hadits shahih lainnya:
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim no. 867)
Ini adalah hadits2 yang menyatakan bid’ah hasanah itu ada.
Barangsiapa membuat satu sunnah yg baik, kemudian sunnah tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya & pahala orang yg mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa membuat satu sunnah yg buruk kemudian sunnah tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya & dosa orang yg mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikitpun. [HR. Ibnu Majah No.199, 200, 201, 202, dan 203]

Dari Abdurrahman bin Abdul Qori yang menjelaskan: “Pada salah satu malam di bulan Ramadhan, aku berjalan bersama Umar (bin Khattab). Kami melihat orang-orang nampak sendiri-sendiri dan berpencar-pencar. Mereka melakukan shalat ada yang sendiri-sendiri ataupun dengan kelompoknya masing-masing. Lantas Umar berkata: “Menurutku alangkah baiknya jika mereka mengikuti satu imam (untuk berjamaah)”. Lantas ia memerintahkan agar orang-orang itu melakukan shalat dibelakang Ubay bin Ka’ab. Malam berikutnya, kami kembali datang ke masjid. Kami melihat orang-orang melakukan shalat sunnah malam Ramadhan (tarawih) dengan berjamaah. Melihat hal itu lantas Umar mengatakan: “Inilah sebaik-baik bid’ah!” ((ni’mal bid’ah hadzihi))” (Shahih Bukhari jilid 2 halaman 252, yang juga terdapat dalam kitab al-Muwattha’ karya Imam Malik halaman 73).
Begitu pula hadits tentang pembukuan Al Qur’an di Shahih Bukhari di mana Khalifah Abu Bakar ra dan Zaid bin Tsabit ra akhirnya sepakat dgn Umar bin Khoththob ra bahwa pembukuan Al Qur’an meski tidak pernah dilakukan Nabi, itu adalah Bid’ah yang baik.
Pembagian Bid’ah jadi Bid’ah Agama dan Bid’ah Akhirat saja sudah menolak pendapat bahwa SEMUA BID’AH  itu sesat. Nyatanya ada juga bid’ah yang baik kan?
3. Tidak paham Ijtihad. Semua yg tak ada di Al Qur’an dan Hadits dianggap sesat. Padahal Ijtihad dilakukan jika tak ada di Al Qur’an dan Hadits.
4. Tak paham tawassul dan ziarah kubur. Orang yg ziarah dan berdoa dikuburan disebut musyrik karena dianggap menyembah kuburan.
5. Su’u zhon / sangka buruk
6. Tidak mau tabayyun thd kaum yg dituduh / fitnah
7. ‘Ashobiyyah / fanatik golongan. Hanya menerima pendapat dari kelompok mereka saja. Menolak pendapat jumhur ulama

KENAPA IMAM MADZHAB TIDAK PAKAI HADIST BUKHORI DAN MUSLIM SEBAGAI DALIL HUJJAH?


Tahun Lahir Imam Mazhab dan Hadits
Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam Malik tidak memakai hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yang katanya merupakan 2 kitab hadits tersahih? Untuk tahu jawabannya, kita harus paham sejarah. Paham biografi tokoh2 tsb.
Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah. Sementara Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Artinya Imam Malik sudah ada 103 tahun sebelum Imam Bukhari lahir. Paham?
Apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
Justru sebaliknya. Lebih kuat karena mereka lebih awal lahir daripada Imam Hadits tsb.
Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya?
1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah
2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah
3) Imam Syafie lahir:150 hijrah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
Jadi kalau ada manusia akhir zaman yang berlagak jadi ahli hadits dgn menghakimi pendapat Imam Mazhab dgn Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, ya keblinger. Hasil “ijtihad” mereka pun berbeda-beda satu sama lain…
Biar kata misalnya menurut Sahih Bukhari misalnya sholat Nabi begini2 dan beda dgn sholat Imam Mazhab, namun para Imam Mazhab seperti Imam Malik melihat langsung cara sholat puluhan ribu anak2 sahabat Nabi di Madinah. Anak2 sahabat ini belajar langsung ke Sahabat Nabi yang jadi bapak mereka. Jadi lebih kuat ketimbang 2-3 hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari 100 tahun kemudian.
Imam Bukhari dan Imam Muslim pun meski termasuk pakar hadits paling top, tetap bermazhab. Mereka mengikuti mazhab Imam Syafi’ie. Ini adalah Imam Hadits yang mengikuti Mazhab Syafi’ie: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa’i, Imam Baihaqi, Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah, Imam Tabari, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam Abu Daud, Imam Nawawi, Imam as-Suyuti, Imam Ibnu Katsir, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Hakim.
Lho apa kita tidak boleh mengikuti hadits Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dsb? Ya boleh sebagai pelengkap. Tapi jika ada hadits yang bertentangan dengan ajaran Imam Mazhab, yang kita pakai adalah ajaran Imam Mazhab. Bukan hadits tsb. Wong para Imam Hadits saja kan mengikuti Mazhab Syafi’ie? Tidak pakai hadits mereka sendiri?
Menurut Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, banyak orang awam yang tersesat karena mendapatkan informasi yang sengaja disesatkan oleh kalangan tertentu yang penuh dengan rasa dengki dan benci. Menurut kelompok ini Imam Mazhab yang 4 itu kerjaannya cuma merusak agama dengan mengarang-ngarang agama dan menambah-nambahi seenaknya. Itulah fitnah kaum akhir zaman terhadap ulama salaf asli.
Padahal Imam Mazhab tsb menguasai banyak hadits. Imam Malik merupakan penyusun Kitab Hadits Al Muwaththo. Dengan jarak hanya 3 level perawi hadits ke Nabi, jelas jauh lebih murni ketimbang Sahih Bukhari yang jaraknya ke Nabi bisa 6-7 level. Begitu pula Imam Ahmad yang menguasai 750.000 hadits lebih dikenal sebagai Ahli Hadits ketimbang Imam Mazhab.
Ada tulisan bagus dari Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, yaitu:

Penelitian Hadits Dilakukan Oleh Empat Imam Mazhab

Di antaranya Ustad Ahmad menulis bahwa para imam mazhab yang empat, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal, sama sekali tidak pernah menggunakan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Kenapa?
Pertama, karena mereka lahir jauh sebelum Bukhari (194-265 H) dan Muslim (204-261 H) dilahirkan. Sementara Imam Malik wafat sebelum Imam Bukhari lahir. Begitu pula saat Imam Syafi’ie wafat, Imam Bukhari baru berumur 8 tahun sementara Imam Muslim baru lahir. Tidak mungkin kan para Imam Mazhab tsb berpegang pada Kitab Hadits yang belum ada pada zamannya?
Kedua, menurut Ustad Ahmad, karena keempat imam mazhab itu merupakan pakar hadits paling top di zamannya. Tidak ada ahli hadits yang lebih baik dari mereka.
Ketiga, karena keempat imam mazhab itu hidup di zaman yang lebih dekat ke Rasulullah SAW dibanding Imam Bukhari dan Imam Muslim, maka hadits mereka lebih kuat dan lebih terjamin keasliannya ketimbang di masa-masa berikutnya.
Dalam teknologi, makin ke depan makin maju. Komputer, laptop, HP, dsb makin lama makin canggih. Tapi kalau hadits Nabi, justru makin dekat ke Nabi makin murni. Jika menjauh dari zamannya, justru makin tidak murni, begitu tulis Ustad Ahmad Sarwat.
Keempat, justru Imam Bukhari dan Muslim malah bermazhab Syafi’ie. Karena hadits yang mereka kuasai jumlahnya tidak memadai untuk menjadi Imam Mazhab. Imam Ahmad berkata untuk jadi mujtahid, selain hafal Al Qur’an juga harus menguasai minimal 500.000 hadits. Nah hadits Sahih yang dibukukan Imam Bukhari cuma 7000-an. Sementara Imam Muslim cuma 9000-an. Tidak cukup.
Ada beberapa tokoh yang anti terhadap Mazhab Fiqih yang 4 itu kemudian mengarang-ngarang sebuah nama mazhab khayalan yang tidak pernah ada dalam sejarah, yaitu mazhab “Ahli Hadits”. Seolah2 jika tidak bermazhab Ahli Hadits berarti tidak pakai hadits. Meninggalkan hadits. Seolah2 para Imam Mazhab tidak menggunakan hadits dalam mazhabnya. Padahal mazhab ahli hadits itu adalah mazhab para ulama peneliti hadits untuk mengetahui keshahihan hadits dan bukan dalam menarik kesimpulan hukum (istimbath).
Kalaulah benar pernah ada mazhab ahli hadits yang berfungsi sebagai metodologi istimbath hukum, lalu mana ushul fiqihnya? Mana kaidah-kaidah yang digunakan dalam mengistimbath hukum? Apakah cuma sekedar menggunakan sistem gugur, bila ada dua hadits, yang satu kalah shahih dengan yang lain, maka yang kalah dibuang?
Lalu bagimana kalau ada hadits sama-sama dishahihkan oleh Bukhari dan Muslim, tetapi isinya bertentangan dan bertabrakan tidak bisa dipertemukan?
Imam Syafi’ie membahas masalah kalau ada beberapa hadits sama-sama shahihnya tetapi matannya saling bertentangan, apa yang harus kita lakukan? Beliau menulis kaidah itu dalam kitabnya : Ikhtilaful Hadits yang fenomenal.
Cuma baru tahu suatu hadits itu shahih, pekerjaan melakukan istimbath hukum belum selesai. Meneliti keshahihan hadits baru langkah pertama dari 23 langkah dalam proses istimbath hukum, yang hanya bisa dilakukan oleh para mujtahid.
Entah orientalis mana yang datang menyesatkan, tiba-tiba muncul generasi yang awam agama dan dicuci otaknya, dengan lancang menuduh keempat imam mazhab itu sebagai  bodoh  dalam ilmu hadits. Hadits shahih versi Bukhari dibanding-bandingkan secara zahir dengan pendapat keempat mazhab, seolah-olah pendapat mazhab itu buatan manusia dan hadits shahih versi Bukhari itu datang dari Allah yang sudah pasti benar. Padahal cuma Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. Hadits sahih secara sanad, belum tentu sahih secara matan. Meski banyak hadits yang mutawattir secara sanad, sedikit sekali hadits yang mutawattir secara matan. Artinya susunan kalimat atau katanya sama persis.
Orang-orang awam dengan seenaknya menyelewengkan ungkapan para imam mazhab itu dari maksud aslinya : “Bila suatu hadits itu shahih, maka itulah mazhabku”. Kesannya, para imam mazhab itu tidak paham dengan hadits shahih,  lalu menggantungkan mazhabnya kepada orang-orang yang hidup dua tiga abad sesudahnya.
Padahal para ulama mazhab itu menolak suatu pendapat, karena menurut mereka hadits yang mendasarinya itu tidak shahih. Maka pendapat itu mereka tolak sambil berkata,”Kalau hadits itu shahih, pasti saya pun akan menerima pendapat itu. Tetapi berhubung hadits itu tidak shahih menurut saya, maka saya tidak menerima pendapat itu”. Yang bicara bahwa hadits itu tidak shahih adalah profesor ahli hadits, yaitu para imam mazhab sendiri. Maka wajar kalau mereka menolaknya.
Tetapi lihat pengelabuhan dan penyesatan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Digambarkan seolah-olah seorang Imam Asy-Syafi’i itu tokoh idiot yang tidak mampu melakukan penelitian hadits sendiri, lalu kebingungan dan menyerah menutup mukanya sambil bilang,”Saya punya mazhab tapi saya tidak tahu haditsnya shahih apa tidak, jadi kita tunggu saja nanti kalau-kalau ada orang yang ahli dalam bidang hadits. Nah, mazhab saya terserah kepada ahli hadits itu nanti ya”.
Dalam hayalan mereka, para imam mazhab berubah jadi badut pandir yang tolol dan bloon. Bisanya bikin mazhab tapi tidak tahu hadits shahih. Sekedar meneliti hadits apakah shahih atau tidak, mereka tidak tahu. Dan lebih pintar orang di zaman kita sekarang, cukup masuk perpustakaan dan tiba-tiba bisa mengalahkan imam mazhab.
Cara penyesatan dan merusak Islam dari dalam degan modus seperti ini ternyata nyaris berhasil. Coba perhatikan persepsi orang-orang awam di tengah kita. Rata-rata mereka benci dengan keempat imam mazhab, karena dikesankan sebagai orang bodoh dalam hadits dan kerjaanya cuma menambah-nambahi agama.
Parahnya, setiap ada tradisi dan budaya yang sesat masuk ke dalam tubuh umat Islam, seperti percaya dukun, tahayyul, khurafat, jimat, dan berbagai aqidah sesat, sering diidentikkan dengan ajaran mazhab. Seolah mazhab fiqih itu gudangnya kesesatan dan haram kita bertaqlid kepada ulama mazhab.
Sebaliknya, orang yang harus diikuti adalah para ahli hadits, karena mereka itulah yang menjamin keshahihan hadits.
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Baca selengkapnya di:
Menurut Ustad Ahmad Sarwat Lc, MA,  Hadits di zaman Imam Bukhari yang hidup di abad 3 Hijriyah saja sudah cukup panjang jalurnya. Bisa 6-7 level perawi hingga ke Nabi. Sementara jalur hadits Imam Malik cuma 3 level perawi. Secara logika sederhana, yang 3 level itu jelas lebih murni ketimbang yang 6 level.
Jika Imam Bukhari hidup zaman sekarang di abad 15 Hijriyah, haditsnya bisa melewati 40-50 level perawi. Sudah tidak murni lagi. Beda 3 level saja bisa kurang murni. Apalagi yang beda 50 level.
Jadi Imam Bukhari dan Imam Muslim bukan satu2nya penentu hadits Sahih. Sebelum mereka pun ada jutaan ahli hadits yang bisa jadi lebih baik seperti Imam Malik dan Imam Ahmad karena jarak mereka ke Nabi lebih dekat.
SEMOGA B ERMANFAAT