- Profil Ulama
- KH Hasyim Asy'ari
- Mbah Dalhar
- KH.Khudori
- Imam Bukhari
- Si Anak-batu
- Ibrahim-Asmaraqandi
- Gelar pahlawan kyai Wahab
- Habib 'Ali Kwitang
- Habib SYECH
- Mbah-mangli
- Pahlawan Dari CIREBON
- Sultan Hamid II
- Ketum Muhammadiyah
- Habib Husein Al Muthahar
- Biografi kyai Mojo
- KH.Wahid Hasyim
- Kyai Abbas Cirebon
- KH Ahmad Chalwani
- Sekilas Habib Luar Batang
- Abah Afandi Indramayu
- kyai Asy'ari
- Kisah Mbah Dur Dan Amlop
- Syekh Kasyful Anwar
- KH bdullah Faqih
- Mengenal Imam Madzhab
- Auliya Bali
- Syekh Yusuf Almakasari
- Syekh Mahfudz At-Tirmasi
- KH R.Asnawi kudus
- Kyai Sholeh Darat 2
- Kyai Sholeh Darat 1
- Mbah Arwani Kudus
- KH 'Aly Maksum Krapyak
- Gus MIEK
- Mengenang Abah Anom
- KH Sahal Machfudz Wafat
- Tarekat Syadiliyah
- Mbah Basyir kudus
- Profil Gus-Muh
- Uways Al-Qarni
- Siapa Ulama Aswaja?
- Imam Muslim
- Biografi Al-Ghazali
- Profil Gus-Maksum
- KH Marzuqi-Dahlan
- KH Mahrus Aly
- KH Abdul Kariem
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Pesantren
- Mauidzoh
- Kisah kaum-luth
- Kaum-tsamud
- 4 wasiat-nabi
- Mauidzoh Habib Lutfi
- Mauidzoh Gus-Mus 1
- Sindiran Cak-Nun
- Dawuh Mbah Faqih
- Imam madzhab dan Alhadist
- Dawuh Gus-Mus 2
- Dawuh Gus-Luqman-Tremas 1
- Pesan Gus-Mus 3
- Pesan KH Luqman Tremas
- Hikmah Romadhon
- Makna Halal-Bihalal
- Dawuh Kyai Fuad Tremas
- Wasiat kh jauhari-umar
- Kitab Dala-ilul KHAERAT
- Dahsyatnya Sholawat
- Manaqib Jawahirul-Ma'any
- Ini Aqidah Kami
- Afala yatafakkarun?
- Nasehat Imam Al-Ghazali
- Ahli Waris Nabi
- Makna Jihad
- Aqidah Imam Syafi'i
- Alloh Ada Dimana?
- Mauidzoh Gus-Mus 4
- Beda Terorisme Dan JIHAD
- Dawuh Kyai Idris Lirboyo
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Masail-ad-dien
- Fiqh-zakat 3
- Fiqh-zakat 2
- Fiqh-zakat 1
- Batalnya Wudhu
- Hukum Nikah
- Hukum Rebounding
- Mustahiq-Zakat
- Cara Menghitung Zakat
- Beda Ilmu Fiqh,Fiqh-Ushul Fiqh
- Hukum Mempelajari Ilmu Fiqh
- Tentang Zakat Fitrah
- Kesunahan Puasa
- Dalil Maulid Nabi
- Ahlaq Nabi SAW
- Hukum Selamatan
- Definisi Bid'ah
- Definisi AlHadist
- Hukum Meletakkan Karangan Bunga
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Artikel-Lain
- Duka-tegalrejo 1
- gus muh wafat
- Surga-neraka
- Imam-madzhab
- Tentang website Nahimunkar.com
- Islam dan kearifan lokal
- Tahlil Ala-Muhammadiyah
- Do'a Walimatul Hamli 1
- Do'a Walimatul Hamli 2
- Asal-Usul Habaib
- Candi Borobudur dan Walisongo
- Ini Dia Pengritik Ulama
- Beda Wahabi ORI Dan KW
- Do'a Buat Wahabi
- Tawassul dan Hizib Nashor
- Hizib Iqbal
- Legenda Keris Sengkelat
- Sejarah Keris Sengkelat
- Filsafat Wayang
- Sekilas Pagar Nusa
- Keris Nagasasra
- Tradisi Mudik
- Tentang Hukum Karma
- Tanah Perdikan MANTYASIH
- Seni Jathilan
- Mitos Blangkon
- Sendang Manis
- Budaya Kenduren
- Sejarah Keris Nagasasra
- Wuku Dalam Budaya Jawa
- Memaknai Ketupat
- Tradisi Syawalan
- Mitos Dewi Lanjar
- Ulama' salafi dan Pengikutnya
- Aktor dibalik Terorisme
- Fakta yang Terlupakan
- Inilah Teroris Sesungguhnya
- Sepak Terjang Kaum Khawarij
- Dinasti Abbasiyyah
- Etika Pergaulan
- Tentang Maulid Nabi
- Indahnya Toleransi
- Wahabi=ISIS
- Menguak aqidah Wahabi
- Duka Tegalrejo 2
- Kesaksian Buhaira
- Membaca Gus-Dur
- Andalusia Kini
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- PT.Natural Nusantara
- Profil PT NASA
- POP Supernasa
- Viterna-Plus
- Manfaat POC Nasa
- Supernasa
- Power Nutrition
- Hormonik
- TON Nasa
- GreenStar
- Pestona
- Natural Pentana
- Glio-WP
- Natural BVR
- Aero-810
- Metilat-Lem
- Budidaya Tembakau
- Budidaya Durian
- Budidaya Mangga
- Budidaya Lele Organik
- Budidaya Bandeng
- Ayam Broiler
- Hama Kutu Putih
- Aturan Pakai Metilat Lem
- Mengatasi Layu Daun
- Penyemprotan Tanaman
- Cara Pemupukan Melon
- Budidaya Tomat Organik
- Budidaya Bandeng Pemula
- Budidaya Bebek Petelur
- Budidaya Bebek Pedaging
- Permasalahan Budidaya Lel
- Penyakit Pada Bebek
- Gas Beracun Di Kandang
- Cara Pemupukan Tambak
- Permasalahan Budidaya Cabai
- Menanam Tomat di Polibag
- Budidaya Semut Jepang
- Menanam Durian Bawor
- Menghitung Kebutuhan Pakan Ternak
- Manfaat Unsur Hara
- Padi Organik
- Produk Pertanian Nasa
- Budidaya Jati Unggul
- Cara Pakai Glio
- Bahan Aktif Glio
- Mengolah Kotoran Kambing
- Harga Viterna Plus
- Tabulapot
- Fermentasi Gedebog
- Berbuah Diluar Musim
- Budidaya Cabai
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
Selasa, 28 Juni 2016
SIAPAKAH ULAMAUSSALAFY DAN PENGIKUT ULAMAUSSALAFY SEBENARNYA?SANGGAHAN KAMI.
Rasulullah SAW bersabda,
“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُم
Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya?
1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah
2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah
3) Imam Syafie lahir:150 hijrah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
5) Imam Asy’ari lahir: 240 hijrah
Mereka ini semua ulama Salafus Soleh atau dikenali dengan nama ulama SALAF…
Apa itu salaf?
Salaf ialah
nama “zaman” yaitu merujuk kepada golongan ulama yang hidup antara kurun
zaman kerasulan Nabi Muhammad hingga 300 HIJRAH. 3 Kurun pertama itu
bisa diartikan 3 Abad pertama (0-300 H).
1) golongan generasi pertama dari 300
tahun hijrah tu disebut “Sahabat Nabi” karena mereka pernah bertemu
Nabi.
2) golongan generasi kedua pula disebut “Tabi’in” iaitu golongan
yang pernah bertemu Sahabat nabi tapi tak pernah bertemu Nabi
3) golongan generasi ketiga disebut
sebagai “Tabi’ tabi’in” iaitu golongan yang tak pernah bertemu nabi dan
sahabat tapi bertemu dengan tabi’in.
Jadi Imam Abu hanifah (pengasas mazhab
Hanafi) merupakan murid Sahabat nabi maka beliau seorang TABI’IN.
Imam
Malik, Imam Syafie, Imam Hanbali, Imam Asy’ari pula berguru dengan
tabi’in maka mereka adalah golongan TABI’ TABI’IN.
Jadi kesemua Imam-Imam yang mulia ini
merupakan golongan SALAF YANG SEBENARNYA dan pengikut mazhab mereka lah
yang paling layak digelar sebagai “Salafi” karena “salafi” bermaksud
“pengikut golongan SALAF”.
Jadi beruntung lah kita di Indonesia /
Malaysia yang masih berpegang kepada mazhab Syafie yang merupakan mazhab
SALAF yang SEBENARNYA dan tidak lari dari paham NABI DAN SAHABAT…
Rujukan Wahhabi:
1) Ibnu Taimiyyah lahir: 661 Hijrah (lahir 361 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
2) Albani lahir: 1333 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi,lahir 1033 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
3) Muhammad Abdul Wahhab (pendiri gerakan Wahhabi): 1115 Hijrah (lahir 815 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
4) Abdullah Bin baz lahir: 1330 Hijrah
(mati tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi, sama dengan Albani, lahir 1030
tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
5) Utsaimin lahir: 1928 Masehi (mati
tahun 2001,lebih kurang 12 tahun lepas dia mati,lahir entah berapa ribu
tahun selepas zaman SALAF.
Mereka ini semua hidup di AKHIR ZAMAN
kecuali Ibnu Taimiyyah yang hidup di pertengahan zaman antara zaman
salaf dan zaman dajjal(akhir zaman)… Saat Islam diserang oleh tentara
Mongol.
Tak ada sorang pun Imam rujukan mereka yang mereka ikuti secara buta hidup di zaman SALAF….
Mereka ini semua TERAMAT LAH JAUH DARI
ZAMAN SALAF tapi SANGAT-SANGAT ANEH apabila puak-puak Wahhabi
menggelarkan diri sebagai “Salafi” (pengikut Golongan Salaf).
Sedangkan rujukan mereka adalah dari kalangan yang datang dari golongan ulama’ akhir zaman.
Mereka menuding ajaran Sifat 20 Imam
Asy’ari yang lahir tahun 240 H sebagai bid’ah yang sesat. Padahal ajaran
Tauhid Uluhiyyah, Rububiyah, dan Asma wa Shifat yang mereka ajarkan
juga bid’ah dan diajarkan Khalaf yang lahir tahun 1115 H. Ini
mendangkalkan aqidah ummat Islam.
Mereka tuduh pula zikir berjama’ah usai
sholat di masjid bid’ah sesat sehingga mereka diam saja usai sholat.
Ummat Islam jadi jauh dari zikir dan doa. Mereka tuduh tahlilan bid’ah.
Padahal itu Syiar Islam oleh Wali Songo yang berhasil mengIslamkan ummat
Islam Indonesia yang semula beragama Hindu. Banyak tuduhan mereka bahwa
ummat Islam itu penuh bid’ah dan sesat dan mereka ingin
“memurnikannya”. Mereka tidak kenal bid’ah hasanah sebagaimana yang
dipahami Imam Syafi’ie, Umar bin Khoththob ra, Abu Bakar ra, dsb.
Bagi Wahabi, Qunut Subuh dan Usholli yang
dilakukan Imam Syafi’ie adalah bid’ah sesat. Padahal Imam Mazhab
seperti Imam Hambali tak berpendapat semua bid’ah sesat. Itulah sebabnya
Imam Hambali justru berguru pada Imam Syafi’ie. Jelas yang dilakukan
Imam Hambali yang konon jadi acuan Wahabi, tidak diikuti oleh kaum
Wahabi.
Mereka tidak paham adanya bid’ah hasanah.
Jadi mereka anggap sesat semua Muslim/Ulama yang melakukan bid’ah
hasanah sebagai sesat karena menurut mereka semua bid’ah itu sesat.
Jika menuduh orang sesat, apalagi tiap jum’at mengatakan itu padahal ternyata tidak benar, maka label sesat berbalik kepadanya.
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim]
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim]
Saat merasa benar dan menuduh Muslim lain sesat, akhirnya di antara mereka pun jadi saling berpecah-belah.
Wallahu’alam bissawab.
Jika ulama Salaf seperti Imam Mazhab
menghormati perbedaan yang ada di antara mereka sebagai rahmat, maka
kaum khawarij yang tinggal di akhir zaman ini tidak. Bagi mereka
kebenaran cuma 1. Yaitu mereka. Yang lain salah/sesat/kafir. Tak heran
bahkan terhadap sesama mereka sendiri akhirnya bertikai, saling hina,
dan saling bunuh.
FAKTA YANG TERLUPAKAN:"LIBYA,IRAQ,IRAN,SURIAH DI HANCURKAN KARENA MEREKA MENYERANG ISRAEL BERKALI-KALI"
Kenapa Libya, Iraq, Suriah, Mesir,
Pakistan, dan negara2 Islam lain saat ini dihancurkan oleh Zionis AS dgn
antek2 mereka yang sebagian disebut “Mujahidin” yang membantai tentara
dan rakyat negara2 tsb?
Ini karena negara2 tsb berulang-kali
bersatu melawan Israel di tahun 1948, 1967, dan 1973. Israel tidak mau
negara2 tsb menyerang mereka lagi.
Yahudi biasa mengadu-domba ummat
Islam lewat berbagai cara seperti pemimpin mereka thoghut Fir’aun,
konflik Sunni vs Syi’ah, dsb. Hingga tahun 1980-an, negara2 Islam tsb
relatif damai. Namun sekarang dibikin rusuh. Raja Faisal dari Arab Saudi
sudah mereka tembak mati di tahun 1975, sehingga sekarang Arab Saudi
jadi sekutu AS. Negara2 lain yang tak mau tunduk dan berpotensi jadi
musuh Israel, mereka hancurkan.
Bahaya Adu Domba Zionis Yahudi
http://kaafii-indonesia.or.id/2014/12/10/bahaya-adu-domba-zionis-yahudi/
http://kaafii-indonesia.or.id/2014/12/10/bahaya-adu-domba-zionis-yahudi/
Majelis Taklim Malam Rabu 9 Desember 2014
oleh KH Dr Ali Sibromalisi di M Al ‘Ubudiyyah Kebon Nanas Jaktim
membahas Tafsir Al Munir.
Membahas kaum Yahudi yang gemar mengadu-domba bangsa lain sehingga mereka bisa menguasai ekonomi di negara tsb. Contohnya di Madinah, mereka mengadu domba 2 kaum yaitu Bani ‘Aus dan Suku Khazraj sehingga saling perang. Saling bunuh.
Membahas kaum Yahudi yang gemar mengadu-domba bangsa lain sehingga mereka bisa menguasai ekonomi di negara tsb. Contohnya di Madinah, mereka mengadu domba 2 kaum yaitu Bani ‘Aus dan Suku Khazraj sehingga saling perang. Saling bunuh.
Perang terjadi bertahun-tahun. Banyak
yang tewas. Banyak harta terbuang. Namun tidak ada yang menang. Justru
keduanya berkurang jumlah penduduknya dan juga hartanya sehingga jadi
lemah.
Dengan taktik adu domba tsb, maka 2 kaum
tsb sibuk berperang sama lain sehingga kaum Yahudi aman dan menguasai
negeri itu. Pasar2 seperti toko emas didominasi oleh kaum Yahudi.
Namun saat Nabi datang ke Madinah, kedua
suku tersebut jadi akur dan rukun. Sehingga kaum Yahudi jadi sebel.
Apalagi ternyata akhirnya ummat Islam lewat Piagam Madinah akhirnya
mendominasi Madinah. Di mana Nabi Muhammad SAW jadi pemimpin Madinah.
Akhirnya kaum Yahudi mencari cara agar
mereka bisa mengadu-domba Bani ‘Aus dgn Suku Khazraj. Diungkitlah
peperangan mereka zaman dulu sehingga masing2 kaum jadi marah dan
mengambil golok masing2 siap saling bunuh.
Namun Nabi muncul dan memarahi mereka
serta mendamaikan mereka. Dengan bersatu, ummat Islam jadi kuat dan
mampu mengusir kaum Yahudi yang berniat makar keluar dari Madinah.
Kaum Yahudi yang jumlahnya hanya 40 juta
orang bisa menguasai dunia yang penduduknya 7 milyar lewat politik adu
domba. Ummat Islam yang jumlahnya 1,3 milyar pun tidak berdaya karena
diadu-domba zionis Yahudi.
Tahun 1948, 1967, dan 1973 ummat Islam
seperti Mesir, Suriah, Libya, bahkan Saudi Arabia bersatu melawan
Israel. Raja Faisal dari Arab Saudi bahkan mengembargo minyak terhadap
AS dan sekutunya dan menasionalisasi perusahaan minyak AS: Aramco. Namun
kemudian tahun 1975 Raja Faisal dibunuh oleh agen AS. Sejak itu, Arab
Saudi kembali jadi sekutu dekat AS. Kedubes AS yang besar dan megah
bahkan sekarang pangkalan Militer AS berdiri di Riyadh (Najd)
Sejak itu boleh dikata ummat Islam diadu
saling bunuh sesama oleh Zionis Yahudi. Dimulai dari perang Afghanistan
di mana bughot dilakukan sehingga Uni Soviet dan AS kemudian masuk.
Kemudian perang Iran-Iraq tahun 1980-1988, Perang Iraq, Perang Libya,
Suriah, dsb. Israel jadi aman karena ummat Islam sibuk saling bunuh satu
sama lain dgn dalih “JIHAD”. Jutaan Muslim tewas dan puluhan bahkan
ratusan ribu trilyun harta terbuang. Ummat Islam jadi lemah dan miskin.
Saddam Hussein dibujuk oleh negara2 Arab
yang merupakan sekutu Zionis AS untuk menyerang Iran yang saat itu
sedang lemah karena Revolusi di tahun 1980. Dana dan senjata diberikan
oleh negara2 Arab dan NATO. Meski pertama2 Irak menang, namun akhirnya
keteteran juga sehingga akhirnya minta berdamai dgn Iran. Perang tsb
menewaskan 1 juta orang dan harta sebesar Rp 12.000 Trilyun (1 M
Dollar). Meski pasukan Irak yang tewas kurang dari 400 ribu orang, namun
sebagian besar dari Rp 12.000 Trilyun tsb ditanggung oleh Iraq untuk
membeli berbagai senjata canggih dan mahal dari NATO. Iraq bangkrut.
Saddam pun marah kepada negara2 Arab
seperti Kuwait yang menagih “Hutang” untuk biaya perang tsb. Saddam
akhirnya menyerang Kuwait dan Saudi. Namun Saudi mengundang pasukan AS
untuk menyerang Irak. Akhirnya Irak dijajah AS dan Saddam dibunuh oleh
AS. Itulah akibat adu domba zionis Yahudi sekarang.
PM Malaysia berkata: “Jews rule the world
by proxy. They get others to fight and die for them” Yahudi menguasai
dunia lewat agen2 Yahudi. Mereka membuat orang lain saling perang dan
bunuh untuk mereka.
Nabi Muhammad selain mempersatukan ummat
Islam juga menyiapkan senjata ummat Islam dengan baik seperti baju besi,
pedang, panah, pasukan berkuda, dsb. Saat perang Uhud, selain ada
pasukan tempur, Nabi juga menempatkan 60 pemanah di gunung Uhud. Para
pemanah memanah bergantian. Satu kelompok memanah, kelompok lain
memasang alat panah. Begitu yang memanah sudah selesai, yang sudah
memasang alat panah kembali memanah. Jadi anak panah belum mencapai
musuh, panah sudah dilontarkan lagi. Hujan panah tanpa henti. Jika
sekarang, tentu diganti dengan roket atau rudal.
Dengan kelembutan dan kekuatannya, Nabi
bersama sahabat bisa menundukkan kaum kafir Quraisy, Yahudi, Romawi, dan
Persia. Tak heran dalam 100 tahun negara Islam membentang dari Portugis
dan Spanyol hingga India. Mengalahkan luas negara AS dan Cina.
Luas Islam
Berikut Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya) surat Ali ‘Imran:103:
Sejarah para sahabat Rasulullah SAW. di
kota Madinah, bahkan masih di masa Baginda Rasulullah SAW masih hidup
mengajarkan hal itu. Ketika masyarakat dan negara Islam baru tumbuh di
kota Madinah. Dan kedudukan politik dan kekuatan ekonomi mereka
menggeser kepentingan dan posisi kaum Yahudi, maka Yahudi membuat makar.
Salah seorang tokoh Yahudi yang bernama Syas bin Qais yang sangat benci
dengan bersatunya dua suku besar penghuni kota Madinah Aus dan Khazraj
dalam ikatan Islam, membuat makar dengan mengirim seorang penyair agar
mem-bacakan syair-syair Arab Jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam
perang Buats. Perang Buats adalah perang yang terjadi selama 120 tahun
(Ibnu Ishaq dalam Tafsir Al Mawardi) antara kaum Aus dan Khazraj. Dan
selama musim perang tersebut, pihak Yahudilah yang meng-ambil keuntungan
politik maupun ekonominya.
Penyair suruhan Syas berhasil
mempengaruhi jiwa sekumpulan kaum Anshar dari kalangan Aus dan Khazraj
di suatu tempat di kota Madinah. Syair jahiliyah tersebut mengantarkan
mereka kepada perasaan kebanggaan dan kepahlawanan mereka di masa
jahiliyah dalam medan perang Buats. Perasaan kebangsaan dan kepahlawanan
kaum Aus maupun Khaz-raj itu memuncak hingga mereka lupa bahwa mereka
sesama muslim. Yang Aus merasa Aus dan yang Khazraj merasa Khazraj.
Dalam puncak emosi perang itu mereka akhirnya berteriak-teriak histeris :
”Senjata-senjata!”.
Dalam situasi kritis itulah, Rasulullah datang bersama pasukan kaum muslimin untuk melerai mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai kaum muslimin, apakah karena
seruan jahiliyah ini (kalian hendak berperang) padahal aku ada di
tengah-tengah kalian. Setelah Allah memberikan hidayah Islam kepada
kalian. Dan dengan Islam itu Allah muliakan kalian dan dengan Islam
Allah putuskan urusan kalian pada masa jahiliyyah. Dan dengan Islam itu
Allah selamatkan kalian dari kekufuran. Dan dengan Islam itu Allah
pertautkan hati-hati kalian. Maka kaum Anshar itu segera menyadari bahwa
perpecahan mereka itu adalah dari syaithan dan tipuan kaum kafir
sehingga mereka menangis dan berpelukan satu sama lain. Lalu mereka
berpaling kepada Rasulullah SAW. dengan senantiasa siap mendengar dan
taat…” (Sirah Ibnu Hisyam Juz 1/555).
Karena itulah Allah menurunkan surat Ali ‘Imran ayat 103:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada
di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya…” [Ali
‘Imran:103]
Ada pun surat Ali ‘Imran ayat 99 turun berkenaan dengan tokoh Yahudi, Qais, yang gemar mengadu-domba ummat Islam:
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa
kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman,
kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?.” Allah
sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” [Ali ‘Imran 99]
Rasulullah SAW juga melarang keras sikap
ashabiyah (Nasionalisme dan tribalisme) seperti itu. Sebagaimana yang
tercermin dalam sabdanya:
“Bukan termasuk Ummatku orang yang
mengajak pada Ashabiyah, dan bukan termasuk ummatku orang yang berperang
atas dasar Ashabiyah, dan bukan termasuk ummatku orang yang mati atas
dasar Ashabiyah” (HR Abu Dawud).
Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)
Allah Ta’ala berfirman pula: “Tiada
seseorang itu mengucapkan sesuatu perkataan, melainkan di sisinya ada
malaikat Raqib -pencatat kebaikan- dan ‘Atid -pencatat keburukan-.”
(Qaf: 18)
Dari Hudzaifah r.a. katanya: “Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk syurga seorang yang gemar mengadu
domba.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma
bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui dua buah kubur, lalu
bersabda: “Sesungguhnya kedua orang yang mati ini disiksa, tetapi
tidaklah mereka disiksa karena kesalahan besar. Ya, tetapi sebenarnya
besar juga -bila dilakukan secara terus menerus-. Adapun yang seorang
diantara keduanya itu dahulunya -ketika di dunia- suka berjalan dengan
melakukan adu domba, sedang yang lainnya, maka ia tidak suka
menghabiskan sama sekali dari kencingnya -yakni di waktu kencing kurang
memperdulikan kebersihan serta kesucian dari najis-.” Muttafaq ‘alaih.
Ini adalah lafaz dari salah satu riwayat Imam Bukhari.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwasanya Nabi
s.a.w. bersabda: “Tahukah engkau semua, apakah kedustaan besar itu?
Yaitu Namimah atau banyak bicara adu domba antara para manusia.”
(Riwayat Muslim)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2009/09/07/mewaspadai-berita-orang-fasik-dan-adu-domba/
Ketika Islam Bersatu Melawan Israel
https://kabarislamia.com/2013/06/03/ketika-islam-bersatu-melawan-israel/
https://kabarislamia.com/2013/06/03/ketika-islam-bersatu-melawan-israel/
KATA USTADZ FELIX SIAUW "MEMBELA TANAH AIR(NASIONALISME) NGGAK ADA DALILNYA?
Ini Adalah pernyataan felix Siauw yg katanya "USTADZ" di twiter yang sangat ngawur dan menunjukkan Kebodohannya..
Kenapa...?
Kenapa...?
Sebab,Membela harta benda dari perampok saja jika tewas bisa mati syahid,
apalagi tanah air dari serangan para penjajah. Tanah Air itu termasuk
harta kita yang amat berharga.
Nabi Muhammad S A W,berkali-kali perang melawan kaum kafir demi melindungi negeri Madinah beserta penduduknya.
Jika sudah tidak mau membela tanah air, bisa2 kita kehilangan negara Indonesia karena dicaplok bangsa lain.
Suku Kurdi itu kehilangan tanah airnya
karena mereka masih kurang gigih membela tanah airnya. Sekarang suku
Kurdi tidak punya negara. Negeri mereka terpecah dikuasai oleh Turki,
Suriah, dan Iraq. Begitu pula bangsa Indian di Amerika, Aborigin di
Australia, dan Maori di Selandia Baru kehilangan negara mereka karena
dirampas bangsa lain.
Dari
Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta -yang
menjadi miliknya-, maka ia adalah syahid.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abul A’war yaitu Said bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail, salah
seorang diantara sepuluh orang yang disaksikan akan memperoleh syurga
-yakni bahwa Nabi s.a.w. telah menjelaskan bahwa mereka itu pasti masuk
syurga- radhiallahu anhum, katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta -yang
dimilikinya-, maka ia adalah mati syahid, barangsiapa terbunuh karena
membela darahnya -yakni mempertahankan diri karena hendak dibunuh oleh
seseorang-, maka ia juga mati syahid, barang siapa yang terbunuh karena
mempertahankan agamanya, iapun mati syahid dan barangsiapa yang terbunuh
karena mempertahankan keluarganya -kehormatan mereka-, maka ia juga
mati syahid.” Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan
Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada
Rasulullah s.a.w., lalu berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat
Tuan, jikalau ada seseorang datang hendak mengambil hartaku?” Beliau
s.a.w. menjawab: “Jangan engkau berikan padanya.” Orang itu bertanya:
“Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ia menyerang saya?” Beliau
menjawab: “Balaslah serangannya!” Ia bertanya lagi: “Bagaimanakah
pendapat Tuan, jikalau ia berhasil membunuh saya?” Beliau s.a.w.
menjawab: “Engkau mati syahid.” Ia bertanya pula: “Bagaimanakah pendapat
Tuan jikalau saya dapat membunuhnya?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ia masuk
dalam neraka.” (Riwayat Muslim)
Membela Tanah Air selama niatnya tetap lillahi ta’ala insya Allah berpahala.
Tapi jika karena ‘Ashobiyyah / Fanatik golongan / Fasis dan menzalimi bangsa lain, nah ini baru dosa.
Membela Tanah Air selama niatnya tetap lillahi ta’ala insya Allah berpahala.
Tapi jika karena ‘Ashobiyyah / Fanatik golongan / Fasis dan menzalimi bangsa lain, nah ini baru dosa.
Felix Siauw @felixsiauwmembela nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya
10:53 PM – 29 Nov 2012
https://twitter.com/felixsiauw/status/274405856920088576
Allah dan RasulNya menghargai bangsa dan
negeri yang diberkahinya. Oleh karena itu Nabi dan para Sahabat tetap
menghargai bangsa / negeri masing2. Makanya ada sahabat tetap bangga dgn
nama negerinya seperti Salman Al Farisi (Orang Persia). Jadi jangan
pertentangkan Islam dgn Nasionalisme: Negeri yang aman itu satu berkah
dari Allah. Jangan disia-siakan:
“Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia” [Al Anbiyaa’ 71]
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.” [Al Baqarah 126]
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” [Ibrahim 35]
“Aku benar-benar bersumpah dengan negeri ini (Mekah)” [Al Balad 1]
Firman Allah tentang suku/bangsa:
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy” [Quraisy 1]
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi” [Ar Ruum 2]
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki
yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun.” [Saba’ 15].
Coba lihat hadits ini. Yang dilarang itu adalah ‘Ashobiyyah yang
berlebihan sehingga menzalimi orang lain. Tapi sekedar mencintai kaumnya
sehingga muncul istilah Quraisy (Suku Quraisy), Al Farisi, atau Bani
Hasyim itu tidak masalah:
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad).
Dari hadits di atas jelas paham Nasionalisme yang mencintai satu kaum atau pun negeri itu adalah bagian dari Islam. Jangan sampai karena tidak Nasionalis, saat Indonesia diserang AS atau negara lain kita diam saja. Tidak ada dalilnya katanya. Ini keliru.
Selama kita meletakkan paham Nasionalisme DI BAWAH ISLAM, itu tidak masalah. Sejalan dengan Islam. Tapi jika meletakkan Nasionalisme sejajar atau bahkan di atas Islam, nah ini baru keliru.
Ini seperti mencintai orang tua, itu sejalan dengan Islam. Karena ridho Allah itu bersama ridho orang tua. Tapi jika kita mencintai orang tua sama atau melebihi cinta kita kepada Allah, nah itu baru keliru.
Munculnya Islam, bukan berarti menghilangkan suku/bangsa. Tetap ada. Cuma Islam itu di atasnya. Menaungi semuanya. Makanya zaman Khalifah ada yang namanya Gubernur Mesir, Gubernur Iraq, Gubernur Yaman, dsb.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar, Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
Semoga Felix Siauw sadar dan faham akan kekeliruannya..dan di berikan hidayah alloh s w t
AAMIIN
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad).
Dari hadits di atas jelas paham Nasionalisme yang mencintai satu kaum atau pun negeri itu adalah bagian dari Islam. Jangan sampai karena tidak Nasionalis, saat Indonesia diserang AS atau negara lain kita diam saja. Tidak ada dalilnya katanya. Ini keliru.
Selama kita meletakkan paham Nasionalisme DI BAWAH ISLAM, itu tidak masalah. Sejalan dengan Islam. Tapi jika meletakkan Nasionalisme sejajar atau bahkan di atas Islam, nah ini baru keliru.
Ini seperti mencintai orang tua, itu sejalan dengan Islam. Karena ridho Allah itu bersama ridho orang tua. Tapi jika kita mencintai orang tua sama atau melebihi cinta kita kepada Allah, nah itu baru keliru.
Munculnya Islam, bukan berarti menghilangkan suku/bangsa. Tetap ada. Cuma Islam itu di atasnya. Menaungi semuanya. Makanya zaman Khalifah ada yang namanya Gubernur Mesir, Gubernur Iraq, Gubernur Yaman, dsb.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar, Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
Semoga Felix Siauw sadar dan faham akan kekeliruannya..dan di berikan hidayah alloh s w t
AAMIIN
KAUM KHAWARIJ ATAU NEO KHAWARIJ,DALANG DI BALIK ISU PEM-BID'AH-AN DAN PEN-TAKFIR-AN
Menganggap sesat / kafir sesama Muslim
itu dosa. Orang yang mengkafirkan bahkan membunuh sesama Muslim, disebut
Khawarij. Orang2 yang keluar dari Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu
mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu : “Kamu bukan
seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta
benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak.
Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [dulu juga kafir], lalu Allah
menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” [An Nisaa’ 94]
“Barangsiapa yang berkata kepada
saudaranya “hai kafir”, maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari
keduanya.” [HR Bukhari]
Penyebab Khawarij:
1. Sombong merasa paling benar. Riya. Pamer. Menganggap diri dan kelompoknya paling lurus, dan yang lain kurang/tidak lurus.
“…Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” [An Najm 32]
“Sesungguhnya yang paling aku
khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal)
al-Qur’an, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’an
dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’an, membuangnya
di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan
menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh,
siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”.
Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la,
Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah,
no. 3201).
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2007/11/20/janganlah-sombong/
2. Menolak Bid’ah Hasanah. Semua pelaku
bid’ah seperti Qunut Subuh, Tahlilan, Maulidan dsb dianggap sesat.
Padahal Umar menyebut Ni’mal Bid’ah (HR Bukhari – Shalat Tarawih
berjama’ah).
Ini karena cuma terpaku pada 1-2 hadits seperti ini, tapi menolak hadits-hadits shahih lainnya:
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah
yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim
no. 867)
Ini adalah hadits2 yang menyatakan bid’ah hasanah itu ada.
Barangsiapa membuat satu sunnah yg baik,
kemudian sunnah tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya
& pahala orang yg mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun. Dan barangsiapa membuat satu sunnah yg buruk kemudian sunnah
tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya & dosa orang
yg mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikitpun. [HR. Ibnu
Majah No.199, 200, 201, 202, dan 203]
Dari Abdurrahman bin Abdul Qori yang menjelaskan: “Pada salah satu malam di bulan Ramadhan, aku berjalan bersama Umar (bin Khattab). Kami melihat orang-orang nampak sendiri-sendiri dan berpencar-pencar. Mereka melakukan shalat ada yang sendiri-sendiri ataupun dengan kelompoknya masing-masing. Lantas Umar berkata: “Menurutku alangkah baiknya jika mereka mengikuti satu imam (untuk berjamaah)”. Lantas ia memerintahkan agar orang-orang itu melakukan shalat dibelakang Ubay bin Ka’ab. Malam berikutnya, kami kembali datang ke masjid. Kami melihat orang-orang melakukan shalat sunnah malam Ramadhan (tarawih) dengan berjamaah. Melihat hal itu lantas Umar mengatakan: “Inilah sebaik-baik bid’ah!” ((ni’mal bid’ah hadzihi))” (Shahih Bukhari jilid 2 halaman 252, yang juga terdapat dalam kitab al-Muwattha’ karya Imam Malik halaman 73).
Begitu pula hadits tentang pembukuan Al
Qur’an di Shahih Bukhari di mana Khalifah Abu Bakar ra dan Zaid bin
Tsabit ra akhirnya sepakat dgn Umar bin Khoththob ra bahwa pembukuan Al
Qur’an meski tidak pernah dilakukan Nabi, itu adalah Bid’ah yang baik.
Pembagian Bid’ah jadi Bid’ah Agama dan
Bid’ah Akhirat saja sudah menolak pendapat bahwa SEMUA BID’AH itu
sesat. Nyatanya ada juga bid’ah yang baik kan?
3. Tidak paham Ijtihad. Semua yg tak ada
di Al Qur’an dan Hadits dianggap sesat. Padahal Ijtihad dilakukan jika
tak ada di Al Qur’an dan Hadits.
4. Tak paham tawassul dan ziarah kubur. Orang yg ziarah dan berdoa dikuburan disebut musyrik karena dianggap menyembah kuburan.
5. Su’u zhon / sangka buruk
6. Tidak mau tabayyun thd kaum yg dituduh / fitnah
7. ‘Ashobiyyah / fanatik golongan. Hanya menerima pendapat dari kelompok mereka saja. Menolak pendapat jumhur ulama
KENAPA IMAM MADZHAB TIDAK PAKAI HADIST BUKHORI DAN MUSLIM SEBAGAI DALIL HUJJAH?
Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam
Malik tidak memakai hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yang katanya
merupakan 2 kitab hadits tersahih? Untuk tahu jawabannya, kita harus
paham sejarah. Paham biografi tokoh2 tsb.
Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah.
Sementara Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204
H. Artinya Imam Malik sudah ada 103 tahun sebelum Imam Bukhari lahir.
Paham?
Apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
Justru sebaliknya. Lebih kuat karena mereka lebih awal lahir daripada Imam Hadits tsb.
Rasulullah SAW bersabda: خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik
manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya
(Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari
no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya?
1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah
2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah
3) Imam Syafie lahir:150 hijrah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
Jadi kalau ada manusia akhir zaman yang
berlagak jadi ahli hadits dgn menghakimi pendapat Imam Mazhab dgn Sahih
Bukhari dan Sahih Muslim, ya keblinger. Hasil “ijtihad” mereka pun
berbeda-beda satu sama lain…
Biar kata misalnya menurut Sahih Bukhari
misalnya sholat Nabi begini2 dan beda dgn sholat Imam Mazhab, namun para
Imam Mazhab seperti Imam Malik melihat langsung cara sholat puluhan
ribu anak2 sahabat Nabi di Madinah. Anak2 sahabat ini belajar langsung
ke Sahabat Nabi yang jadi bapak mereka. Jadi lebih kuat ketimbang 2-3
hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari 100 tahun kemudian.
Imam Bukhari dan Imam Muslim pun meski
termasuk pakar hadits paling top, tetap bermazhab. Mereka mengikuti
mazhab Imam Syafi’ie. Ini adalah Imam Hadits yang mengikuti Mazhab
Syafi’ie: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa’i, Imam Baihaqi, Imam
Turmudzi, Imam Ibnu Majah, Imam Tabari, Imam Ibnu Hajar
al-Asqalani, Imam Abu Daud, Imam Nawawi, Imam as-Suyuti, Imam Ibnu
Katsir, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Hakim.
Lho apa kita tidak boleh mengikuti hadits
Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dsb? Ya boleh sebagai pelengkap. Tapi
jika ada hadits yang bertentangan dengan ajaran Imam Mazhab, yang kita
pakai adalah ajaran Imam Mazhab. Bukan hadits tsb. Wong para Imam Hadits
saja kan mengikuti Mazhab Syafi’ie? Tidak pakai hadits mereka sendiri?
Menurut Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA,
banyak orang awam yang tersesat karena mendapatkan informasi yang
sengaja disesatkan oleh kalangan tertentu yang penuh dengan rasa dengki
dan benci. Menurut kelompok ini Imam Mazhab yang 4 itu kerjaannya cuma
merusak agama dengan mengarang-ngarang agama dan menambah-nambahi
seenaknya. Itulah fitnah kaum akhir zaman terhadap ulama salaf asli.
Padahal Imam Mazhab tsb menguasai banyak
hadits. Imam Malik merupakan penyusun Kitab Hadits Al Muwaththo. Dengan
jarak hanya 3 level perawi hadits ke Nabi, jelas jauh lebih murni
ketimbang Sahih Bukhari yang jaraknya ke Nabi bisa 6-7 level. Begitu
pula Imam Ahmad yang menguasai 750.000 hadits lebih dikenal sebagai Ahli
Hadits ketimbang Imam Mazhab.
Ada tulisan bagus dari Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, yaitu:
Penelitian Hadits Dilakukan Oleh Empat Imam Mazhab
Di antaranya Ustad Ahmad menulis bahwa
para imam mazhab yang empat, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad
bin Hanbal, sama sekali tidak pernah menggunakan hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Kenapa?
Pertama, karena mereka lahir jauh sebelum
Bukhari (194-265 H) dan Muslim (204-261 H) dilahirkan. Sementara Imam
Malik wafat sebelum Imam Bukhari lahir. Begitu pula saat Imam Syafi’ie
wafat, Imam Bukhari baru berumur 8 tahun sementara Imam Muslim baru
lahir. Tidak mungkin kan para Imam Mazhab tsb berpegang pada Kitab
Hadits yang belum ada pada zamannya?
Kedua, menurut Ustad Ahmad, karena
keempat imam mazhab itu merupakan pakar hadits paling top di zamannya.
Tidak ada ahli hadits yang lebih baik dari mereka.
Ketiga, karena keempat imam mazhab itu
hidup di zaman yang lebih dekat ke Rasulullah SAW dibanding Imam Bukhari
dan Imam Muslim, maka hadits mereka lebih kuat dan lebih terjamin
keasliannya ketimbang di masa-masa berikutnya.
Dalam teknologi, makin ke depan makin
maju. Komputer, laptop, HP, dsb makin lama makin canggih. Tapi kalau
hadits Nabi, justru makin dekat ke Nabi makin murni. Jika menjauh dari
zamannya, justru makin tidak murni, begitu tulis Ustad Ahmad Sarwat.
Keempat, justru Imam Bukhari dan Muslim
malah bermazhab Syafi’ie. Karena hadits yang mereka kuasai jumlahnya
tidak memadai untuk menjadi Imam Mazhab. Imam Ahmad berkata untuk jadi
mujtahid, selain hafal Al Qur’an juga harus menguasai minimal 500.000
hadits. Nah hadits Sahih yang dibukukan Imam Bukhari cuma 7000-an.
Sementara Imam Muslim cuma 9000-an. Tidak cukup.
Ada beberapa tokoh yang anti terhadap
Mazhab Fiqih yang 4 itu kemudian mengarang-ngarang sebuah nama mazhab
khayalan yang tidak pernah ada dalam sejarah, yaitu mazhab “Ahli
Hadits”. Seolah2 jika tidak bermazhab Ahli Hadits berarti tidak pakai
hadits. Meninggalkan hadits. Seolah2 para Imam Mazhab tidak menggunakan
hadits dalam mazhabnya. Padahal mazhab ahli hadits itu adalah mazhab
para ulama peneliti hadits untuk mengetahui keshahihan hadits dan bukan
dalam menarik kesimpulan hukum (istimbath).
Kalaulah benar pernah ada mazhab ahli
hadits yang berfungsi sebagai metodologi istimbath hukum, lalu mana
ushul fiqihnya? Mana kaidah-kaidah yang digunakan dalam mengistimbath
hukum? Apakah cuma sekedar menggunakan sistem gugur, bila ada dua
hadits, yang satu kalah shahih dengan yang lain, maka yang kalah
dibuang?
Lalu bagimana kalau ada hadits sama-sama
dishahihkan oleh Bukhari dan Muslim, tetapi isinya bertentangan dan
bertabrakan tidak bisa dipertemukan?
Imam Syafi’ie membahas masalah kalau ada
beberapa hadits sama-sama shahihnya tetapi matannya saling bertentangan,
apa yang harus kita lakukan? Beliau menulis kaidah itu dalam kitabnya :
Ikhtilaful Hadits yang fenomenal.
Cuma baru tahu suatu hadits itu shahih,
pekerjaan melakukan istimbath hukum belum selesai. Meneliti keshahihan
hadits baru langkah pertama dari 23 langkah dalam proses istimbath
hukum, yang hanya bisa dilakukan oleh para mujtahid.
Entah orientalis mana yang datang
menyesatkan, tiba-tiba muncul generasi yang awam agama dan dicuci
otaknya, dengan lancang menuduh keempat imam mazhab itu sebagai bodoh
dalam ilmu hadits. Hadits shahih versi Bukhari dibanding-bandingkan
secara zahir dengan pendapat keempat mazhab, seolah-olah pendapat mazhab
itu buatan manusia dan hadits shahih versi Bukhari itu datang dari
Allah yang sudah pasti benar. Padahal cuma Al Qur’an yang dijamin
kebenarannya. Hadits sahih secara sanad, belum tentu sahih secara matan.
Meski banyak hadits yang mutawattir secara sanad, sedikit sekali hadits
yang mutawattir secara matan. Artinya susunan kalimat atau katanya sama
persis.
Orang-orang awam dengan seenaknya
menyelewengkan ungkapan para imam mazhab itu dari maksud aslinya : “Bila
suatu hadits itu shahih, maka itulah mazhabku”. Kesannya, para imam
mazhab itu tidak paham dengan hadits shahih, lalu menggantungkan
mazhabnya kepada orang-orang yang hidup dua tiga abad sesudahnya.
Padahal para ulama mazhab itu menolak
suatu pendapat, karena menurut mereka hadits yang mendasarinya itu tidak
shahih. Maka pendapat itu mereka tolak sambil berkata,”Kalau hadits itu
shahih, pasti saya pun akan menerima pendapat itu. Tetapi berhubung
hadits itu tidak shahih menurut saya, maka saya tidak menerima pendapat
itu”. Yang bicara bahwa hadits itu tidak shahih adalah profesor ahli
hadits, yaitu para imam mazhab sendiri. Maka wajar kalau mereka
menolaknya.
Tetapi lihat pengelabuhan dan penyesatan
dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Digambarkan
seolah-olah seorang Imam Asy-Syafi’i itu tokoh idiot yang tidak mampu
melakukan penelitian hadits sendiri, lalu kebingungan dan menyerah
menutup mukanya sambil bilang,”Saya punya mazhab tapi saya tidak tahu
haditsnya shahih apa tidak, jadi kita tunggu saja nanti kalau-kalau ada
orang yang ahli dalam bidang hadits. Nah, mazhab saya terserah kepada
ahli hadits itu nanti ya”.
Dalam hayalan mereka, para imam mazhab
berubah jadi badut pandir yang tolol dan bloon. Bisanya bikin mazhab
tapi tidak tahu hadits shahih. Sekedar meneliti hadits apakah shahih
atau tidak, mereka tidak tahu. Dan lebih pintar orang di zaman kita
sekarang, cukup masuk perpustakaan dan tiba-tiba bisa mengalahkan imam
mazhab.
Cara penyesatan dan merusak Islam dari
dalam degan modus seperti ini ternyata nyaris berhasil. Coba perhatikan
persepsi orang-orang awam di tengah kita. Rata-rata mereka benci dengan
keempat imam mazhab, karena dikesankan sebagai orang bodoh dalam hadits
dan kerjaanya cuma menambah-nambahi agama.
Parahnya, setiap ada tradisi dan budaya
yang sesat masuk ke dalam tubuh umat Islam, seperti percaya dukun,
tahayyul, khurafat, jimat, dan berbagai aqidah sesat, sering
diidentikkan dengan ajaran mazhab. Seolah mazhab fiqih itu gudangnya
kesesatan dan haram kita bertaqlid kepada ulama mazhab.
Sebaliknya, orang yang harus diikuti adalah para ahli hadits, karena mereka itulah yang menjamin keshahihan hadits.
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Baca selengkapnya di:
Menurut Ustad Ahmad Sarwat Lc, MA,
Hadits di zaman Imam Bukhari yang hidup di abad 3 Hijriyah saja sudah
cukup panjang jalurnya. Bisa 6-7 level perawi hingga ke Nabi. Sementara
jalur hadits Imam Malik cuma 3 level perawi. Secara logika sederhana,
yang 3 level itu jelas lebih murni ketimbang yang 6 level.
Jika Imam Bukhari hidup zaman sekarang di
abad 15 Hijriyah, haditsnya bisa melewati 40-50 level perawi. Sudah
tidak murni lagi. Beda 3 level saja bisa kurang murni. Apalagi yang beda
50 level.
Jadi Imam Bukhari dan Imam Muslim bukan
satu2nya penentu hadits Sahih. Sebelum mereka pun ada jutaan ahli hadits
yang bisa jadi lebih baik seperti Imam Malik dan Imam Ahmad karena
jarak mereka ke Nabi lebih dekat.
SEMOGA B ERMANFAAT
Langganan:
Postingan (Atom)