SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "MP" DAARUTTHOLABAH79.BLOGSPOT.COM.BLOG DARI SEORANG WNI YANG BERHARAP ADA PEMIMPIN DI NEGERI INI,BAIK SIPIL/MILITER YANG BERANI MENGEMBALIKAN PANCASILA DAN UUD 1945 YANG MURNI DAN KONSEKUEN TANPA EMBEL-EMBEL AMANDEMEN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP RAKYAT INDONESIA...BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI KESEPAKATAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,TOLERANSI DAN KESEDIAAN BERKORBAN JADI CIRINYA...AMIIN

Jumat, 29 Juli 2016

KH. ABDURRAHMAN CHUDLORI [ALM] ALLOHU YARHAM DAN AMPLOP BISYAROH

fiqhmenjawab.net ~ KH. Abdurrahman Chudlori [Alm] yang lebih akrab disapa Mbah Dur sudah lama meninggalkan kita, namun banyak kisah tak tertulis yg mengisahkan akhlak luhur beliau.

Untuk yang belum kenal beliau, beliau [alm] adalah seorang pemimpin pesantren yang istiqomah dengan mobilitas yang luar biasa. Selain mengajar beliau setiap hari selalu mengisi paraf di buku kehadiran santrinya satu-persatu. Dari mulai pukul 6 pagi hingga 11 malam, beliau memantau perkembangan mereka bahkan secara pribadi. Aktifitas rutin ini beliau geluti semenjak kepulangan Mbah Chudlori ke Rahmatullah tahun 1977.

Selain full time mengasuh pesantren, Mbah Dur juga figur kyai yang aktif mengayomi dan menjadi panutan masyarakat wilayah Tegalrejo,Bahkan hingga luar daerah juga tak luput dari keikhlasan dakwah beliau dengan jadwal yang padat untuk memberikan pengajian yang otomatis membutuhkan tenaga ekstra guna perjalanan jauh yang harus ditempuh bolak-balik. 


Amplop, adalah suatu tradisi yang selalu mewarnai dunia pesantren. Kehadiran seorang Kyai dalam sebuah majelis pengajian hampir pasti selalu disertai dengan disiapkannya amplop bisyaroh (hadiah). Bahkan kedatangan santri alumni atau tamu ke pesantren biasanya membawa amplop bisyaroh untuk diserahkan kepada Kyai. 

Bagi kebanyakan orang, yang menganggap Kyai adalah sebuah profesi, maka amplop bisyaroh secara mudah di “justifikasi” sebagai (maaf) pendapatan dari profesi itu.

Baca juga: KISAH DIBALIK NAMA MBAH DUR DAN GUS DUR

Pada masa Mbah Dur masih sehat, tiap hari rata-rata 2 sampai 3 tempat mengundang beliau untuk mengaji. Namun sampai wafatnya beliau tak pernah tahu dari siapa dan berjumlah berapa biysaroh yang beliau dapatkan.

Setiap mendapatkan amplop bisyaroh, menurut santri yang dekat dengan beliau, Mbah Dur menaruh amplop-amplop itu di dashboard, saku jok bahkan di bawah karpet mobil. Dan dalam waktu yang lama amplop-amplop itu berada di mobil Mbah Dur. Ini bukan karena tidak menghormati pemberian namun menurut beliau untuk mejaga keikhlasan dalam berdakwah. Bahkan ketika amplop bisaroh itu hanya berisi Rp. 600,00 pun beliau tak pernah tahu. Amplop-amplop itu kemudian dikumpulkan oleh santri dekat Mbah Dur ketika akan mencuci mobil, dan memasukkan amplop-amplop itu untuk kepentingan Pesantren. Tak serupiahpun Mbah Dur dan keluarganya menikmati amplop bisyaroh itu, karena Mbah Chudlori sang ayahanda mengharamkan kecuali untuk kepentingan umat atau pesantren.

Begitulah akhlak dan kehati-hatian (wira’i) seorang figur ulama sejati yang mungkin di zaman sekarang jarang dijumpai. Semoga para da’i atau penceramah bisa memetik hikmah sebagai bekal keikhlasan dalam setiap dakwahnya. Aamiin 

Oleh: Nasyit Manaf, pernah nyantri di API Tegalrejo – sumber kisah dari Mas Adhang Legowo

Selasa, 26 Juli 2016

SEJARAH PAGAR NUSA

Pagar Nusa adalah nama lembaga silat di kalangan NU yang di dirikan oleh para Kyai pendekar untuk melestarikan ilmu persilatan yang ada sejak masa zaman dahulu di nusantara. Nama tsb di nisbatkan agar warga Nahdiyyin bisa menjadi benteng kesatuan NKRI.

Pendiri Pagar Nusa diantaranya adalah Simbah Kyai Makhrus 'Ali dr cirebon yang bermukim di Lirboyo Kediri atas ijin dan restu dr Assyaikhul Akbar Hasyim Asy'ari (Sunan Tebu Ireng) untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah persilatan dan melestarikan ilmu silat yang secara turun temurun dr Walisongo.

Ilmu silat yang ada pada para Kyai kebanyakan secara turun temurun dr zaman Walisongo sampai pd zaman Mataram dan akhirnya sebagai sarana perjuangan melawan penjajah.Salah satu diantara nya yang dikenal dengan Asma Songo... sebuah aurod yang yg di ijazah kan oleh para Wali pada para santri dan prajurit demak zaman itu... dan secara turun temurun sampai masa perjuangan melawan penjajah. Dan setelah kemerdekaan ilmu silat tsb disatukan dlm sebuah lembaga organisasi untuk mengisi kemerdekaan serta sebagai tonggak bagi sejarah perjuangan para Kyai dlm melawan penjajah. Dr hal tsb jelaslah bahwa para Kyai dlm masa penjajahan senantiasa bersatupadu untuk melawan penjajah.

Dan dimasa kemerdekaan ilmu persilatan hanya untuk menjaga diri serta berorientasi pada lembaga negara dlm bidang seni olahraga.Karena itulah almarhum KH Ma'syum Jauhari tidak pernah memberikan ilmu silat dan tenaga dalam tingkat tinggi pada Pagar Nusa. Karena di khawatir kan disalah gunakan oleh orang yang tdk bertanggung jawab.

Ilmu silat sebenarnya adalah ilmu hikmah yang didalamnya terdapat gerakan-gerakan yang mempunyai tenaga penghancur krn di dasari tenaga dalam.... sumber dr kekuatan itu adalah ALLOH lewat wirid dan pelatihan pernafasan yang sempurna. Di masa lalu ilmu silat tingkat tinggi biasa jadi rebutan dan adu tanding dunia persilatan... dr hal tsb setiap pendekar selalu meningkatkan mutu dr ilmu silat dan tenaga dalam... sehingga banyak tercipta ilmu dan jurus silat yang beraneka ragam. serta di kuatkan lagi dgn ajian yang sangatlah dahsyat.

Di antara ilmu2 tsb pada zaman Walisongo, tersebut lah : Jurus Taqwa,  sangkal putung, kalajenget, condrobirowo, singoludoyo, sosrobirowo, tapak jati, tapak geni, lebur saketi, guntur geni, brojomusti dan sebagainya. Ilmu dan ajian tsb masih ada sampai sekarang... dan hanya orang2 tertentu yang menguasai ilmu silat yang dahsyat tsb.

Ilmu tsb untuk sekarang ini tdk mungkin di ajarkan secara umum.. karena sifatnya yang kuat dan bisa menjadi penghancur.

Gus Ma'sum maupun yang lain tdk sembarangan memberikan ilmu2 tsb pada setiap org dan santri. Para sepuh selalu memikirkan anfak dan madhorotnya. Pagar Nusa adalah perkumpulan silat NU yang punya slogan Ngalah Ngalih Ngamuk.. dan punya makna yang cukup tinggi untuk ksatria.

Ngalah (tawadhuk.ngalah dateng pepesthen ALLOH lan setia terhadap aturan persilatan. Serta menjaga kesatuan bangsa)

Ngalih (berusaha memperbaiki diri dan berusaha pindah dr kemadhorotan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi sesama)

Ngamuk (jk ada yang berani mengoyak NKRI dan martabat bangsa dan negara... orang pagar Nusa harus siap di medan laga)

Para Kyai sepuh mengajarkan agar warga Nahdziyyin pny jiwa pemberani berjiwa ksatria... selalu patuh pada pimpinan dan guru... serta ikut menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Teguh memegang prinsip dan menolak segala hal yang bisa mengoyak meruntuhkan kesatuan NKRI.
Urip kudu duwe roso lan rumongso. Ajaran kalimah tsb mempunyai arti. Dalam menjalankan kehidupan hendak nya mempunyai perasaan memiliki dan mengakui perjuangan masa lalu dan menjaga amanah serta keutuhan bangsa dan negara.

Jika kita merasa bodoh hendak nya kira belajar

Jika kita merasa pintar hendak nya memberikan pengetahuan pd org lain

Jika kita merasa kaya hendak nya menggunakan kekayaan itu untuk menolong yang lemah dan miskin

Jika kita merasa punya sesepuh hendak nya selalu mendoakan dan mencontoh perjuangan nya

Jika kita merasa punya negri ini hendaknya selalu menjaga martabat dan keutuhan NKRI

Jika kita merasa punya agama hendak nya selalu berpegang pada ajaran agama

Jika kita merasa punya iman hendak nya berfikir dan melihat dgn keimanan tsb

Jika kita merasa umat Nabi Muhammad hendak nya selalu mencintai dan menjalankan ajaran Nabi

Jika kita merasa punya ALLOH hendak nya kita menyembah dan berserah diri, karena semua yang ada hanya atas kehendakNya

Jika kita merasa punya orang tua hendaknya selalu berbakti

Jika kita merasa punya guru hendaknya selalu patuh dan berbakti menurut kemungkinan

Jika kita merasa punya saudara hendaknya selalu berbelaskasih

Jika kita merasa punya sahabat hendaknya selalu berinteraksi

Jika kita merasa punya keluarga hendaknya selalu bertanggung jawab

Jika kita merasa punya teman hendaknya selalu berbagi

Jika kita merasa punya harga diri hendaknya hormati org lain

Jika kita merasa kurang hendaknya selalu berdoa dan berusaha

Itulah ajaran para Kyai sepuh yang ditanamkan dalam slogan pagar nusa “Ngalah Ngalih Ngamuk urip kudu duwe roso rumongso Kanggo ngadepi urip ing dunyo dalah akhirate”

Surodiro Djayaningrat lebur ing pangastuti. Yen wedi ojo wani-wani.. Yen wani ojo wedi-wedi

Sabtu, 23 Juli 2016

KENDUREN,MEDIA KERUKUNAN MASYARAKAT JAWA



SATU ciri kehidupan dalam masyarakat di Jawa lekat dengan ciri gemeinschaft atau paguyuban. Kehidupan antarwarga berlangsung harmonis, rekat antarsatu sama lain, dan penuh kehangatan.
Untuk melanggengkan sifat-sifat bermasyarakat itulah, tradisi kenduren atau kenduri masih dilestarikan hingga hari ini. Meski kenduren merupakan hasil akulturasi Islam dan Jawa, namun kebersamaan yang terjalin di dalamnya tetap tidak berubah.
Tradisi kenduren ini diperkirakan berakar dari pengungsi Campa yang beragama Islam. Peristiwa yang terjadi pada rentang waktu antara tahun 1446 hingga 1471 masehi itu rupanya memberikan kontribusi yang tidak kecil bagi terjadinya perubahan sosio-kultural religius di Majapahit khususnya, dan di pulau Jawa pada umumnya.
Kenduren biasanya dilakukan setelah ba’da isya, dan disajikan sebuah nasi tumpeng dan besek (tempat yang terbuat dari anyaman bambu bertutup, bentuknya segi empat yang dibawa pulang oleh seseorang dari acara selametan atau kenduri) untuk tamu undangan.
Kenduren memiliki nama-nama khusus, sesuai dengan niat penyelenggara. Contohnya kenduren Wetonan (wedalan) yang bermakna kenduren yang digelar pada hari lahir seseorang (weton), kenduren Likuran yang digelar pada tanggal 21 bulan Ramadhan dan dilakukan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an atau Nuzulul Quran, dan kenduren Ba’dan yang digelar pada 1 Syawal atau saat hari Raya Idul Fitri yang bertujuan untuk menurunkan arwah leluhur ke tempat peristirahatannya.
Meski terkesan sederhana, namun nyatanya tradisi kenduren masih dipertahankan hingga saat ini. Selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, tradisi ini juga memiliki dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat.

(Fadhil Nugroho/CN41/SMNetwork)

Minggu, 03 Juli 2016

BERANDA

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas segala nikmat yang tercurah kepada kita semua. Shalawat salam semoga tercurah kepada Baginda Rasulillah Muhammad SAW, Sahabat-sahabat setia beliau hingga kepada kita semua ila akhirizzaman, mudah-mudahan kita semua yang hidup di era sekarang akan mendapatkan syafaat dari uswah kita Baginda Rasulullah saw. Amin.

Salam hangat dan bahagia buat para pembaca yang budiman dari kami pengasuh dan pengelola Blog "mpdaaruttholabah79" Yang merupakan wadah kreatifitas kami dalam mensyiarkan ISLAM yang Rahmatan lil- aalamiin, berfahamkan AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH ALA NAHDHATUL ULAMA', dan nguri-nguri peninggalan para ulama', auliya' sholihin para tabi'in juga para tabi'it tabiin ila yaumil qiyamah kelak.

Adapun Majlis Ta'lim yang kami Ampu kami beri Nama " MAJELIS PENGAJIAN DAARUT THOLABAH" dan beralamat di Dukuh Petodanan Baru Kel. Proyonanggan Tengah Kec/Kab. Batang Jawa Tengah Kode Pos 51211. Majelis Pengajian Daarut Tholabah yang kemudian di singkat [ MPDT ] ini kami dirikan tepatnya pada tanggal 29 bulan Agustus tahun 2002 atau tepat satu tahun setelah kami lulus nyantri di Pesantren API TEGALREJO MAGELANG.

MPDT ini sengaja dibangun untuk menampung dan menjadi wadah belajar buat santri dari berbagai kalangan. Dan alhamdulillah dulu untuk tahap awal (th 2002), kami memulainya dengan 20 orang santri dari kampung sendiri dan sekitar kampung dengan harapan akan membantu mereka yang dititipkan oleh orang tuanya untuk mendalami dan mengkaji al Qur’an dengan baik dan benar dan mampu menguasai ilmu alatnya berupa kitab kuning dan juga menguasai ilmu untuk hidup di dunia berupa kemandirian dan jiwa kepemimpinan.

MPDT punya cita-cita yang semoga alloh SWT meridhoi, yaitu merupakan wadah yang bisa diharapkan mencetak para penerus ulama atau para asatidz yang pada ujungnya adalah meneruskan cita-cita luhur para anbiya’ dan para waliyullah yang telah mensyiarkan Islam dengan mengedepankan kasih sayang bagi seluruh penghuni bumi Allah ini, Yaitu ajaran Islam yang menebarkan keindahan akhlak dan perdamaian di antara sesama makhluk Allah di alam raya ini. Karena inilah inti ajaran Islam yang dibawa oleh para nabi dan rasul serta wali – wali Allah yang pernah hadir sebelum kita.

Doa dan harapan kami sangat besar, semoga apa yang Tersaji dan di baca para pengunjung Blog ini bisa membawa manfaat yang banyak buat umat Islam dan khususnya buat para santri kami ke depan. Dan kami juga mohon dukungan dan doanya kepada segenap pembaca, kiranya niat baik ini diridhai oleh Allah Ta’ala. Amin

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pengasuh Dan Pengelola  MAJELIS PENGAJIAN DAARUT THOLABAH dan BLOG "MPDAARUTTHOLABAH79"

ttd

WAHAB CHASBULLOH.