- Profil Ulama
- KH Hasyim Asy'ari
- Mbah Dalhar
- KH.Khudori
- Imam Bukhari
- Si Anak-batu
- Ibrahim-Asmaraqandi
- Gelar pahlawan kyai Wahab
- Habib 'Ali Kwitang
- Habib SYECH
- Mbah-mangli
- Pahlawan Dari CIREBON
- Sultan Hamid II
- Ketum Muhammadiyah
- Habib Husein Al Muthahar
- Biografi kyai Mojo
- KH.Wahid Hasyim
- Kyai Abbas Cirebon
- KH Ahmad Chalwani
- Sekilas Habib Luar Batang
- Abah Afandi Indramayu
- kyai Asy'ari
- Kisah Mbah Dur Dan Amlop
- Syekh Kasyful Anwar
- KH bdullah Faqih
- Mengenal Imam Madzhab
- Auliya Bali
- Syekh Yusuf Almakasari
- Syekh Mahfudz At-Tirmasi
- KH R.Asnawi kudus
- Kyai Sholeh Darat 2
- Kyai Sholeh Darat 1
- Mbah Arwani Kudus
- KH 'Aly Maksum Krapyak
- Gus MIEK
- Mengenang Abah Anom
- KH Sahal Machfudz Wafat
- Tarekat Syadiliyah
- Mbah Basyir kudus
- Profil Gus-Muh
- Uways Al-Qarni
- Siapa Ulama Aswaja?
- Imam Muslim
- Biografi Al-Ghazali
- Profil Gus-Maksum
- KH Marzuqi-Dahlan
- KH Mahrus Aly
- KH Abdul Kariem
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Pesantren
- Mauidzoh
- Kisah kaum-luth
- Kaum-tsamud
- 4 wasiat-nabi
- Mauidzoh Habib Lutfi
- Mauidzoh Gus-Mus 1
- Sindiran Cak-Nun
- Dawuh Mbah Faqih
- Imam madzhab dan Alhadist
- Dawuh Gus-Mus 2
- Dawuh Gus-Luqman-Tremas 1
- Pesan Gus-Mus 3
- Pesan KH Luqman Tremas
- Hikmah Romadhon
- Makna Halal-Bihalal
- Dawuh Kyai Fuad Tremas
- Wasiat kh jauhari-umar
- Kitab Dala-ilul KHAERAT
- Dahsyatnya Sholawat
- Manaqib Jawahirul-Ma'any
- Ini Aqidah Kami
- Afala yatafakkarun?
- Nasehat Imam Al-Ghazali
- Ahli Waris Nabi
- Makna Jihad
- Aqidah Imam Syafi'i
- Alloh Ada Dimana?
- Mauidzoh Gus-Mus 4
- Beda Terorisme Dan JIHAD
- Dawuh Kyai Idris Lirboyo
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Masail-ad-dien
- Fiqh-zakat 3
- Fiqh-zakat 2
- Fiqh-zakat 1
- Batalnya Wudhu
- Hukum Nikah
- Hukum Rebounding
- Mustahiq-Zakat
- Cara Menghitung Zakat
- Beda Ilmu Fiqh,Fiqh-Ushul Fiqh
- Hukum Mempelajari Ilmu Fiqh
- Tentang Zakat Fitrah
- Kesunahan Puasa
- Dalil Maulid Nabi
- Ahlaq Nabi SAW
- Hukum Selamatan
- Definisi Bid'ah
- Definisi AlHadist
- Hukum Meletakkan Karangan Bunga
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Artikel-Lain
- Duka-tegalrejo 1
- gus muh wafat
- Surga-neraka
- Imam-madzhab
- Tentang website Nahimunkar.com
- Islam dan kearifan lokal
- Tahlil Ala-Muhammadiyah
- Do'a Walimatul Hamli 1
- Do'a Walimatul Hamli 2
- Asal-Usul Habaib
- Candi Borobudur dan Walisongo
- Ini Dia Pengritik Ulama
- Beda Wahabi ORI Dan KW
- Do'a Buat Wahabi
- Tawassul dan Hizib Nashor
- Hizib Iqbal
- Legenda Keris Sengkelat
- Sejarah Keris Sengkelat
- Filsafat Wayang
- Sekilas Pagar Nusa
- Keris Nagasasra
- Tradisi Mudik
- Tentang Hukum Karma
- Tanah Perdikan MANTYASIH
- Seni Jathilan
- Mitos Blangkon
- Sendang Manis
- Budaya Kenduren
- Sejarah Keris Nagasasra
- Wuku Dalam Budaya Jawa
- Memaknai Ketupat
- Tradisi Syawalan
- Mitos Dewi Lanjar
- Ulama' salafi dan Pengikutnya
- Aktor dibalik Terorisme
- Fakta yang Terlupakan
- Inilah Teroris Sesungguhnya
- Sepak Terjang Kaum Khawarij
- Dinasti Abbasiyyah
- Etika Pergaulan
- Tentang Maulid Nabi
- Indahnya Toleransi
- Wahabi=ISIS
- Menguak aqidah Wahabi
- Duka Tegalrejo 2
- Kesaksian Buhaira
- Membaca Gus-Dur
- Andalusia Kini
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- PT.Natural Nusantara
- Profil PT NASA
- POP Supernasa
- Viterna-Plus
- Manfaat POC Nasa
- Supernasa
- Power Nutrition
- Hormonik
- TON Nasa
- GreenStar
- Pestona
- Natural Pentana
- Glio-WP
- Natural BVR
- Aero-810
- Metilat-Lem
- Budidaya Tembakau
- Budidaya Durian
- Budidaya Mangga
- Budidaya Lele Organik
- Budidaya Bandeng
- Ayam Broiler
- Hama Kutu Putih
- Aturan Pakai Metilat Lem
- Mengatasi Layu Daun
- Penyemprotan Tanaman
- Cara Pemupukan Melon
- Budidaya Tomat Organik
- Budidaya Bandeng Pemula
- Budidaya Bebek Petelur
- Budidaya Bebek Pedaging
- Permasalahan Budidaya Lel
- Penyakit Pada Bebek
- Gas Beracun Di Kandang
- Cara Pemupukan Tambak
- Permasalahan Budidaya Cabai
- Menanam Tomat di Polibag
- Budidaya Semut Jepang
- Menanam Durian Bawor
- Menghitung Kebutuhan Pakan Ternak
- Manfaat Unsur Hara
- Padi Organik
- Produk Pertanian Nasa
- Budidaya Jati Unggul
- Cara Pakai Glio
- Bahan Aktif Glio
- Mengolah Kotoran Kambing
- Harga Viterna Plus
- Tabulapot
- Fermentasi Gedebog
- Berbuah Diluar Musim
- Budidaya Cabai
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
- Sub menu
Selasa, 23 Februari 2016
BIOGRAFI KH MAKSUM JAUHARI LIRBOYO-KEDIRI
MBAH DALHAR WATUCONGOL
MBAH DALHAR WATUCONGOL Kiai Pedakwah dan Pejuang Kemerdekaan
Ia memang masih keturunan dari laskar pejuang Pangeran Diponegoro di eks Karsidenan Kedu. Tak heran selain berdakwah, Mbah Dalhar juga mewarisi semangat perjuangan dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI.
Mbah Kiai Dalhar lahir di komplek pesantren Darussalam, Watucongol, Muntilan, Magelang pada hari Rabu, 10 Syawal 1286 H (12 Januari 1870 M). Ketika lahir ia diberi nama oleh ayahnya dengan nama Nahrowi. Ayahnya adalah seorang mudda’i ilallah bernama Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo.
Kiai Abdurrauf adalah salah seorang panglima perang Pangeran Diponegoro. Nasab Kiai Hasan Tuqo sendiri sampai kepada Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III. Oleh karenanya sebagai keturunan raja, Kiai Hasan Tuqo juga mempunyai nama lain dengan sebutan Raden Bagus Kemuning.
Diriwayatkan, Kiai Hasan Tuqo keluar dari komplek keraton karena ia lebih senang mempelajari ilmu agama daripada hidup dalam kepriyayian. Belakangan waktu baru diketahui jika ia hidup menyepi didaerah Godean, Yogyakarta. Sekarang desa tempat ia tinggal dikenal dengan nama desa Tetuko. Sementara itu salah seorang puteranya bernama Abdurrauf juga mengikuti jejak ayahnya yaitu senang mengkaji ilmu agama. Namun ketika Pangeran Diponegoro membutuhkan kemampuan beliau untuk bersama – sama memerangi penjajah Belanda, Abdurrauf tergerak hatinya untuk membantu sang Pangeran.
Dalam gerilyanya, pasukan Pangeran Diponegoro sempat mempertahankan wilayah Magelang dari penjajahan secara habis–habisan. Karena Magelang bagi pandangan militer Belanda nilainya amat strategis untuk penguasaan teritori lintas Kedu. Oleh karenanya, Pangeran Diponegoro membutuhkan figure–figure yang dapat membantu perjuangannya melawan Belanda sekaligus dapat menguatkan ruhul jihad di masyarakat.
Menilik dari kelebihan yang dimilikinya serta beratnya perjuangan waktu itu maka diputuskanlah agar Abdurrauf diserahi tugas untuk mempertahankan serta menjaga wilayah Muntilan dan sekitarnya. Untuk ini Abdurrauf kemudian tinggal di dukuh Tempur, Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan. Beliau lalu membangun sebuah pesantren sehingga masyhurlah namanya menjadi Kiai Abdurrauf.
Pesantren Kiai Abdurrauf ini dilanjutkan oleh putranya yang bernama Abdurrahman. Namun letaknya bergeser ke sebelah utara ditempat yang sekarang dikenal dengan dukuh Santren (masih dalam desa Gunung Pring). Sementara ketika masa dewasa mbah Kiai Dalhar, beliau juga meneruskan pesantren ayahnya (Kiai Abdurrahman) hanya saja letaknya juga digeser kearah sebelah barat ditempat yang sekarang bernama Watu Congol.
Nama “Dalhar
Sesudah dari Salaman, saat ia berusia 15 tahun mbah Kiai Dalhar dibawa oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen. Oleh ayahnya, mbah Kiai Dalhar diserahkan pendidikannya pada Syeikh As_Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani atau yang ma’ruf dengan laqobnya Syeikh Abdul Kahfi Ats-Tsani. Delapan tahun mbah Kiai Dalhar belajar di pesantren ini. Dan selama di pesantren beliau berkhidmah di ndalem pengasuh. Itu terjadi karena atas dasar permintaan ayahnya sendiri pada Syeikh As_Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani.
Kurang lebih pada tahun 1314 H/1896 M, mbah Kiai Dalhar diminta oleh gurunya yaitu Syeikh As_Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani untuk menemani putera laki – laki tertuanya yang bernama Sayid Abdurrahman Al-Jilani Al-Hasani thalabul ilmi ke Makkah Musyarrafah. Dalam kejadian bersejarah ini ada kisah menarik yang perlu disuri tauladani atas ketaatan dan keta’dziman mbah Kiai Dalhar pada gurunya.
Syeikh As_Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani punya keinginan menyerahkan pendidikan puteranya yang bernama Sayid Abdurrahman Al-Jilani Al-Hasani kepada shahabat karibnya yang berada di Makkah dan menjadi mufti syafi’iyyah waktu itu bernama Syeikh As_Sayid Muhammad Babashol Al-Hasani (ayah Syeikh As_Sayid Muhammad Sa’id Babashol Al-Hasani). Sayid Abdurrahman Al-Hasani bersama mbah Kiai Dalhar berangkat ke Makkah dengan menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Tanjung Mas, Semarang.
Ketika berada di Hejaz inilah Kiai Nahrowi Dalhar memperoleh ijazah kemusrsyidan Thariqah As-Syadziliyyah dari Syeikh Muhtarom Al-Makki dan ijazah aurad Dalailil Khoerat dari Sayid Muhammad Amin Al-Madani. Dimana kedua amaliyah ini dibelakang waktu menjadi bagian amaliah rutin yang memasyhurkan namanya di tanah Jawa.
Karya Mbah Kiai Dalhar
Banyak sekali tokoh – tokoh ulama terkenal negara ini yang sempat berguru kepadanya semenjak sekitar tahun 1920 – 1959. Diantaranya adalah KH Mahrus, Lirboyo ; KH Dimyathi, Banten ; KH Marzuki, Giriloyo dll. Sesudah mengalami sakit selama kurang lebih 3 tahun, Mbah Kiai Dalhar wafat pada hari Rabu Pon, 29 Ramadhan 1890 – Jimakir (1378 H) atau bertepatan dengan 8 April 1959 M dan beliau kemudian di makamkan di komplek makam Gunung Pring, Watucongol, Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sekalipun jasadnya telah terkubur dalam tanah, karya dan penerus perjuangan Mbah Dalhar tetap berkelanjutan sampai sekarang. Pondok Pesantren Darussalam, Watu Congol adalah saksi sejarah napak tilas perjuangan dakwah Mbah Dalhar. Jalan menuju makam Watucongol memang terbilang mudah. Peziarah ruhani biasanya melengkapi ziarah Wali Songo atau wisata liburan dengan melewati jalur tengah yang menghubungkan jalan utama dari Jogjakarta menuju Semarang. Ketika melewati kota Muntilan, dari arah pasar Muntilan cukup sekitar 5 kilo ke sebelah barat menuju kawasan Gunung Pring.
Untuk memperingati jejak sejarah Mbah Dalhar dan Pesantren Darusalam Watu Congol Muntilan, setiap akhir bulan Sya’ban tahun Hijriah biasanya haulnya diperingati di kompleks Pesantren Darussalam Watucongol, dan Kompleks makam Gunung Pring Muntilan Magelang. Dipastikan kedua kompleks perdikan bersejarah itu tak pernah sepi oleh penziarah yang datang tidak saja dari penjuru Nusantara namun juga negeri mancanegara. (Aji Setiawan/Anam)
Senin, 22 Februari 2016
BIOGRAFI SINGKAT KIAI LIRBOYO ; KH MARZUQI DAHLAN
KH. Marzuqi Dahlan ( 1906 – 1975 )
KH. Marzuqi Dahlan lahir tahun 1906 M, di Desa Banjarmelati,
sebuah desa di bantaran barat Sungai Brantas, Kota Kediri. Beliau putra bungsu
dari empat bersaudara, dari pasangan KH. Dahlan dan Nyai Artimah. Dibawah
pengawasan langsung kakeknya (KH. Sholeh Banjarmelati) Gus Zuqi kecil menerima
pengajaran dasar-dasar Islam seperti aqidah, tajwid, fiqh, ubudiyah, dll.
Pernah satu waktu, sang ayah (Kiai Dahlan) meminta agar Gus Zuqi kembali ke
kampung halaman (Pondok Pesantren Jampes) guna menuntut ilmu langsung di bawah
asuhan ayah kandung sendiri. Gus Zuqi bersedia, namun beberapa saat kemudian
Gus Zuqi kembali ke Banjarmelati.
Ketika Gus Zuqi beranjak muda, beliau pindah menuntut ilmu
di Lirboyo, dibawah asuhan KH. Abdul Karim yang merupakan paman Gus Zuqi.
Disinilah kemampuan berpikir Gus Zuqi semakin terasah, sehingga dalam waktu
yang singkat beliau dapat menyerap berbagai ilmu keagamaan. Usai dari di
Lirboyo, Gus Zuqi meneruskan pengembaraan di pelbagai pondok pesantren,
diantaranya; Pondok Pesantren Tebuireng asuhan Hadratussyaikh KH. Hasyim
Asy’ari, Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk, asuhan KH. Zainuddin, Pondok
Pesantren Bendo Pare asuhan Kiai Khozin, cukup lama beliau mondok di Pare
hingga berusia 20-an tahun. Selanjutnya beliau kembali ke kampung halaman untuk
belajar langsung ke KH. Ihsan Al-Jampasy, sang kakak yang juga pengarang kitab
Shirojut Tholibin. Sebuah kitab monumental dalam bidang tasawuf.
KH. Marzuqi Dahlan menikah dengan Nyai Maryam binti KH Abdul
Karim dan berdomisili di Lirboyo tahun 1936 M. Meski telah menikah, semangat
beliau dalam mengaji tidak pernah luntur, hal ini merupakan salah satu amanat
yang disampaikan KH Abdul Karim kepada beliau, sesaat usai aqad nikah
berlangsung, hingga himmah beliau untuk tetap mendidik santri terus terjaga dan
sangat istiqomah.
Pada tahun 1961 M, Nyai Maryam berpulang ke Rahmatullah,
meninggalkan beliau untuk selama-lamannya. Namun untuk menghapus kedukaan yang
berlarut-larut, keluarga menikahkan KH. Marzuqi Dahlan dengan Nyai Qomariyah
yang tak lain adalah adik bungsu Nyai Maryam.
Sosok KH. Marzuqi Dahlan adalah sosok sederhana dan sangat
bersahaja, hal ini terbukti dari penampilan beliau sehari-hari yang jauh dari
kesan mewah dan perlente. Padahal saat itu beliau sudah menjadi pengasuh Pondok
Pesantren Lirboyo. Ketika bepergian dan atau berziarah ke makam-makam Auila’
disekitar Kediri, KH Marzuqi Dahlan lebih sering bersepeda. Bukan hanya
kendaraan, kediaman beliaupun terbilang sangat sederhana, yakni berdindingkan
anyaman bambu, hingga pada tahun 1942 M barulah kediaman beliau berganti dengan
tembok.
Pada Tahun 1973 M KH. Marzuqi Dahlan menunaikan Ibadah haji.
Dua tahun setelah menunaikan ibadah haji, kondisi beliau mulai terganggu, sebab
usia beliau memang sudah sepuh. Namun meski demikian, semangat beliau untuk
memimipin Pesanten Lirboyo tetap terjaga, hingga pada bulan Syawal pada tahun
1975, beliau jatuh sakit dan harus dirawat di RS. Bhayangkara, Kediri. Dua
minggu lamanya beliau dirawat. Karena tidak ada perubahan yang menggembirakan,
akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pulang KH. Marzuqi Dahlan ke
kediaman beliau, hingga pada hari Senin Tanggal 18 Nopember 1975 M beliau
dipanggil sang pencipta, dihadapan keluarga dan para santri yang sangat
mencintainya. (al Fatihah…)
BIOGRAFI SINGKAT KIAI LIRBOYO : KH MAHRUS 'ALY

KH. Mahrus Aly ( 1907 – 1985 )
KH. Mahrus Aly lahir di dusun Gedongan, kecamatan
Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dari pasangan KH Aly bin Abdul
Aziz dan Hasinah binti Kyai Sa’id, tahun 1906 M. Beliau adalah anak bungsu dari
sembilan bersaudara. Masa kecil beliau dikenal dengan nama Rusydi dan lebih
banyak tinggal di tanah kelahiran. Sifat kepemimpinan beliau sudah nampak saat
masih kecil. Sehari-hari beliau menuntut ilmu di surau pesantren milik
keluarga. Beliau diasah oleh ayah sendiri, KH Aly dan sang kakak kandung, Kiai
Afifi.
Saat berusia 18 tahun, beliau melanjutkan pencarian ilmu ke
Pesantren Panggung, Tegal, Jawa Tengah, asuhan Kiai Mukhlas, kakak iparnya
sendiri. Disinilah kegemaran belajar ilmu Nahwu KH. Mahrus Aly semakin teruji
dan mumpuni. Selain itu KH. Mahrus Aly juga belajar silat pada Kiai Balya,
ulama jawara pencak silat asal Tegal Gubug, Cirebon. Pada saat mondok di Tegal
inilah KH. Mahrus Aly menunaikan ibadah haji pada tahun 1927 M.
Di tahun 1929 M, KH. Mahrus Aly melanjutkan ke Pesantren
Kasingan, Rembang, Jawa Tengah asuhan KH. Kholil. Setelah 5 tahun menuntut ilmu
di pesantren ini (sekitar tahun 1936 M) KH. Mahrus Aly berpindah menuntut ilmu
di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Karena sudah punya bekal ilmu yang mumpuni
KH. Mahrus Aly berniat tabarukan di Pesantren Lirboyo. Namun
beliau malah diangkat menjadi Pengurus Pondok dan ikut membantu mengajar.
Selama nyantri di Lirboyo, beliau dikenal sebagai santri yang
tak pernah letih mengaji. Jika waktu libur tiba maka akan beliau gunakan
untuk tabarukan dan mengaji di pesantren lain, seperti Pondok
Pesantren Tebuireng Jombang, asuhan KH. Hasyim Asy’ari. Pondok Pesantren
Watucongol, Muntilan, Magelang, asuhan Kiai Dalhar dan juga pondok pesantren di
daerah lainnya seperti; Pesantren Langitan, Tuban, Pesantren Sarang dan Lasem,
Rembang.
KH. Mahrus Aly mondok di Lirboyo tidak lama, hanya sekitar
tiga tahun. Namun karena alimnya kemudian KH. Abdul Karim menjodohkan dengan
salah seorang putrinya yang bernama Zaenab, tahun 1938 M. Pada tahun 1944 M,
KH. Abdul karim mengutus KH. Mahrus Aly untuk membangun kediaman di sebelah
timur Komplek Pondok. Sepeninggal KH. Abdul Karim, KH. Mahrus Aly bersama KH.
Marzuqi Dahlan meneruskan tambuk kepemimpinan Pondok Pesantren Lirboyo. Di
bawah kepemimpinan mereka berdua, kemajuan pesat dicapai oleh Pondok Pesantren
Lirboyo. Santri berduyun-duyun untuk menuntut ilmu dan mengharapkan barokah
dari KH. Marzuqi dahlan dan KH. Mahrus Aly, bahkan ditangan KH. Mahrus Aly lah,
pada tahun 1966 lahir sebuah perguruan tinggi yang bernama IAIT (Institut Agama
Islam Tribakti).
KH. Mahrus Aly ikut berperan dalam memperjuangkan
kemerdekaan dan ini nampak saat pengiriman 97 santri pilihan Pondok Pesantren
Lirboyo, guna menumpas sekutu di Surabaya, peristiwa itu belakangan dikenal
dengan perang 10 November. Hal ini juga yang menjadi embrio berdirinya Kodam V
Brawijaya. Selain itu KH. Mahrus Aly juga berkiprah dalam penumpasan PKI di
sekitar Kediri.
KH. Mahrus Aly mempunyai andil besar dalam perkembangan
Jamiyyah Nahdlatul Ulama, bahkan beliau diangkat menjadi Rois Syuriyah Jawa
timur selama hampir 27 Tahun, hingga akhirnya diangkat menjadi anggota
Mustasyar PBNU pada tahun 1985 M.
Senin, 04 Maret 1985 M, sang istri tercinta, Nyai Hj. Zaenab berpulang ke Rahmatullah karena sakit Tumor kandungan yang telah lama diderita. Sejak saat itulah kesehatan KH. Mahrus Aly mulai terganggu, bahkan banyak yang tidak tega melihat KH. Mahrus Aly terus menerus larut dalam kedukaan. Banyak yang menyarankan agar KH. Mahrus Aly menikah lagi supaya ada yang mengurus beliau, namun dengan sopan beliau menolaknya. Hingga puncaknya yakni pada sabtu sore pada tanggal 18 Mei 1985 M, kesehatan beliau benar-benar terganggu, bahkan setelah opname selama 4 hari di RS Bhayangkara Kediri, beliau dirujuk ke RS Dr. Soetomo, Surabaya. Delapan hari setelah dirawat di Surabaya dan tepatnya pada Hari Ahad malam Senin Tanggal 06 Ramadlan 1405 H/ 26 Mei 1985 M, KH. Mahrus Aly berpulang ke rahmatullah. Beliau wafat diusia 78 tahun. (al Fatihah…)
BIOGRAFI SINGKAT KIAI LIRBOYO : KH ABDUL KARIM
KH. Abdul Karim ( 1856 – 1954 )
KH. Abdul Karim lahir tahun 1856 M di desa Diyangan,
Kawedanan, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, dari pasangan Kiai Abdur Rahim
dan Nyai Salamah. Manab adalah nama kecil beliau dan merupakan putra ketiga
dari empat bersaudara. Saat usia 14 tahun, mulailah beliau melanglang buana
dalam menimba ilmu agama dan saat itu beliau berangkat bersama sang kakak (Kiai
Aliman).
Pesantren yang pertama beliau singgahi terletak di desa
Babadan, Gurah, Kediri. Kemudian beliau meneruskan pengembaraan ke daerah
Cepoko, 20 km arah selatan Nganjuk, di sini kurang lebih selama 6 Tahun.
Setalah dirasa cukup beliau meneruskan ke Pesantren Trayang, Bangsri,
Kertosono, Nganjuk Jatim, disinilah beliau memperdalam pengkajian ilmu
Al-Quran. Lalu beliau melanjutkan pengembaraan ke Pesantren Sono, sebelah timur
Sidoarjo, sebuah pesantren yang terkenal dengan ilmu Shorof-nya, 7 tahun
lamanya beliau menuntut ilmu di Pesantren ini. Selanjutnya beliau nyantri di
Pondok Pesantren Kedungdoro, Sepanjang, Surabaya. Hingga akhirnya, beliau
kemudian meneruskan pengembaraan ilmu di salah satu pesantren besar di pulau
Madura, asuhan ulama’ kharismatik; Syaikhona Kholil Bangkalan. Cukup lama
beliau menuntut ilmu di Madura, sekitar 23 tahun.
Pada usia 40 tahun, KH. Abdul Karim meneruskan pencarian
ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim, yang diasuh oleh sahabat
karibnya semasa di Bangkalan Madura, KH. Hasyim Asy’ari. Hingga pada akhirnya
KH. Hasyim Asy’ari menjodohkan KH. Abdul Karim dengan putri Kiai Sholeh dari
Banjarmelati Kediri, pada tahun1328 H/ 1908 M.
KH. Abdul Karim menikah dengan Siti Khodijah Binti KH.
Sholeh, yang kemudian dikenal dengan nama Nyai Dlomroh. Dua tahun kemudian KH.
Abdul karim bersama istri tercinta hijrah ke tempat baru, di sebuah desa yang
bernama Lirboyo, tahun 1910 M. Disinilah titik awal tumbuhnya Pondok Pesantren
Lirboyo.
Kemudian pada tahun 1913 M, KH. Abdul karim mendirikan
sebuah masjid di tengah-tengah komplek pondok, sebagai sarana ibadah dan sarana
ta’lim wa taalum bagi santri.
Secara garis besar KH. Abdul karim adalah sosok yang
sederhana dan bersahaja. Beliau gemar melakukan riyadlah; mengolah jiwa atau
tirakat, sehingga seakan hari-hari beliau hanya berisi pengajian dan tirakat.
Pada tahun 1950-an, tatkala KH. Abdul Karim menunaikan
ibadah haji yang kedua kalinya -sebelumnya beliau melaksanakan ibadah haji pada
tahun 1920-an- kondisi kesehatan beliau sudah tidak memungkinkan, namun karena
keteguhan hati akhirnya keluarga mengikhlaskan kepergiannya untuk menunaikan
ibadah haji, dengan ditemani sahabat akrabnya KH. Hasyim Asy’ari dan seorang
dermawan asal Madiun H. Khozin.
PENGAJIAN KH AHMAD IDRIS MARZUQI LIRBOYO
Kebahagiaan Hakiki
Oleh: KH. Ahmad Idris Marzuqi
Sabtu, 20 Februari 2016
VITERNA PLUS
- kuantitas (peningkatan Average Daily Gain /ADG bagi sapi dan peningkatan bobot panen bagi ayam)
- kualitas daging (mengurangi kandungan kolesterol)
- kesehatan ternak (mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit) semuanya merupakan Aspek K-3.
- Memacu enzim - enzim pencernaan ternak.
- Memberikan mineral - mineral esensial maupun non esensial.
- Memberikan berbagai macam nutrisi alami untuk pertumbuhan ternak ( protein, lemak, vitamin, dsb.).
- Menambah kandungan asam - asam lemak didalam rumen / lambung ternak.
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pakan (TDN).
- Mengandung hormon pertumbuhan alami untuk mempercepat pertumbuhan ternak.
- Meningkatkan nafsu makan.
- Mengurangi kandungan kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran ayam.
- Produk alami aman untuk ternak dan lingkungan.
SPESIFIKASI PRODUK PAKAN PELENGKAP TERNAK VITERNA

1. Nama Dagang :
PT.NATURAL NUSANTARA Jl.Road Barat No.72,Salakan,Trihanggo, Gamping,
Sleman,Jogjakarta.
Pakan Pelengkap Ternak dan Ikan
Mineral dan Vitamin Organik, asam amino/protein
Meningkatkan nafsu makan ternak dan ikan
Memacu pertumbuhan ternak dan ikan
Meningkatkan kualitas daging pada ternak dan ikan
Mengurangi angka kematian
Mengurangi bau kotoran ternak
Untuk info lebih lanjut,konsultasi dan Pemesanan, silahkan Hubungi :
SMS/TELP : 081215686741 / 081390593165
WA : 0895333093033 / 081215686741
FB : triningsih.triningsih.733@gmail.com
HARGA DAN MANFAAT POC NASA
POC NASA adalah Formula khusus terutama untuk tanaman,peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan-bahan organik dengan fungsi multiguna :
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta kelestarian lingkungan/tanah ( aspek K- 3 : Kuantitas - Kualitas- Kelestarian ).
- Menjadikan tanah yang keras berangsur - angsur menjadi gembur.
- Melarutkan sisa pupuk kimia di tanah (dapat dimanfaatkan tanaman).
- Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap.
- Dapat mengurangi penggunaan Urea, SP-36 dan KCl + 12,5% - 25%
- Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang.
- Memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah( mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin).
- Membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum dll)
- Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit
- Meningkatkan bobot unggas (ayam, bebek, dll), ternak besar (sapi, kambing,dll), ikan serta udang.
- Meningkatkan nafsu makan unggas, ternak dan ikan/udang.
- Membantu pembentukan pakan alami ikan dan udang (plankton).
Kandungan humat dan Fulvat yang dimiliki POC NASA berangsur-angsur akan memperbaiki konsistensi (kegemburan) tanah yang keras serta melarutkan SP-36 dengan cepat.
**Kandungan Hormon / Zat pangatur tumbuh (Auxin, Gibrerelin dan Sitokinin) akan mempercepat perkecambahan biji, pertumbuhan akar, perbanyak umbi, fase vegetatif/pertumbuhan tanaman serta memperbanyak dan mengurangi kerontokan bunga dan buah.
**Aroma khas POC NASA akan mengurangi serangan hama (insect).
**POC NASA akan memacu perbanyakan senyawa polyfenol untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
**Jika serangan hama penyakit melebihi ambang batas pestisida tetap digunakan secara bijaksana (POC NASA hanya mengurangi serangan hama penyakit bukan untuk menghilangkan sama sekali).
SPESIFIKASI PRODUK PUPUK ORGANIK CAIR NASA
HARGA KONSUMEN MULAI 1 APRIL 2015
Asam-asam organik (asam humat, vulvat), mineral-mineral organik
Zat perangsang tumbuh (Auksin, Giberelin, Sitokinin)
Meningkatkan kesuburan tanah.
Melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan tanaman kembali.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman.
Memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan,
mengurangi kerontokan bunga dan buah.
Harga Produk : Rp.-
Harga Produk : Rp.-
Triningsih herbalis
Distributor Resmi NASA no id: N-413631
SMS/TELP : 087710258097 / 081390593165 / 085870193010
WA : 0895333093033 / 081215686741
FB : triningsih.triningsih.733@gmail.com
pin bb : 5973CB9E / D41AB39B