SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "MP" DAARUTTHOLABAH79.BLOGSPOT.COM.BLOG DARI SEORANG WNI YANG BERHARAP ADA PEMIMPIN DI NEGERI INI,BAIK SIPIL/MILITER YANG BERANI MENGEMBALIKAN PANCASILA DAN UUD 1945 YANG MURNI DAN KONSEKUEN TANPA EMBEL-EMBEL AMANDEMEN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP RAKYAT INDONESIA...BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI KESEPAKATAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,TOLERANSI DAN KESEDIAAN BERKORBAN JADI CIRINYA...AMIIN

Kamis, 18 Februari 2016

BUDIDAYA PADI ORGANIK

TEKNIS BUDIDAYA PADI BERTEKNOLOGI ORGANIK NASA LUASAN LAHAN 1 HEKTAR.


~ PERHITUNGAN PUPUK ORGANIK NASA
SUPERNASA : kemasan 250gram 10 botol atau SUPERNASA kemasan 3Kg,   1 kotak.
POC NASA    : kemasan 500cc       10 botol atau POC NASA kemasan 3liter,     1 botol.
HORMONIK : kemasan 100cc       10 botol atau HORMONIK kemasan 500cc, 1 botol.
POWERNUTRITION : kemasan 250gram 10 botol atau POWERNUTRITION kemasan 3Kg,   
1 kotak.

~ PERHITUNGAN PESTISIDA ORGANIK NASA
Natural BVR 10 kotak.
PESTONA     10 botol.
GLIO            10 kotak.

~ PERSIAPAN BENIH
1).kebutuhan benih 20 - 40 kg/HA
2).Benih padi direndam diair selama 6-12 jam dengan larutan POC NASA 2-5cc atau (setengah tutup botol POC NASA) per liter air.
catatan: Benih yang mengambang agar dibuang.
3).Tiriskan dan peram selama 1-2 malam hingga benih berkecambah.

~ PERSIAPAN MEDIA SEMAI  
1). Campurkan 1-2 pack Natural GLIO dalam 25-50Kg pupuk kandang, Lalu peram kurang lebih 1-2 Minggu sebagai media semai.


~ PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN LAHAN
1).Siapkan lahan persemaian seluas 20-40 m2 untuk setiap 1kg benih.
persemaian di airi dengan berangsur sampai 3-5 cm.

Penyemprotan persemaian.
Umur 2 Minggu
Penyemprotan dengan POC NASA+HORMONIK
dosis: 4 tutup botol POC NASA + 1 Tutup botol HORMONIK
semprot dengan Natural BVR
dosis: 1 sendok makan Natural BVR.

Umur 3 Minggu.
Penyemprotan dengan PESTONA.
dosis: 7 tutup botol PESTONA.


PENGOLAHAN LAHAN SEBELUM TANAM.
taburkan SUPERNASA Besar kemasan 3Kg-6Kg/HA.Kemudian tebarkan Natural GLIO yang sudah diperam campur pupuk kandang.

Dosis:
SUPERNASA 3-6Kg/HA.
Dolomit 100-300Kg/HA.
TSP 100-200Kg/HA.
UREA 50-100Kg/HA.

catatan:
Dolomit dan TSP idealnya 2 minggu sebelum tanam.SUPERNASA dan UREA sebaiknya 0 hst (menjelang atau saat tanam).

PINDAH TANAM.
Lakukan pemindahan tanam bibit saat umur 18-25 hari setelah semai(hss) yaitu saat bibit memiliki 5-7 daun atau 3-5 anakan.

1).Jarak tanam dapat berupa jarak tanam tegel 25cm X 25cm atau jarak tanam legowo 40cm X 20cm X 10cm, yaitu menghilangkan satu baris setiap menanam dua baris,serta dalam baris dipadatkan.


PEMELIHARAAN TANAMAN.
1).Pemupukan I umur 15-20 hari setelah tanam:
Pemupukan: UREA 100Kg/HA + NPK 100Kg/HA.

2).Pemupukan II umur 40-45 hari setelah tanam:
Pemupukan: UREA 50Kg/HA + NPK 200Kg/HA + POWERNUTRITION 3-6Kg/Kg( 12-14 botol POWERNUTRITION Kecil kemasan 250gram).

3).Penyemprotan POC NASA:
Dosis: 4-5 tutup botol POC NASA + HORMONIK 1-2 tutup botol pertangki
pada umur 15hari, 30 hari, 25 hari setelah tanam.
catatan:
Saat penyemprotan dapat ditambah PESTONA dan Natural BVR.

keterangan:
1).Jaga ketinggian air disawah setinggi kurang lebih 3cm selama 3-5 hari,untuk mempercepat pertumbuhan bibit dan menghambat gulma.
2).Tambah penggenangan air sampai 5cm selama masa pembungaan dan pengisian bulir,jika jumlah air terbatas,lakukan
penggenangan dan pengeringan bergantin secara rutin.
3).Secara bertahap kurangi pengenangan 2 minggu sebelum panen,sampai lahan benar-benar kering saat panen padi berteknologi organik NASA.


PESTISIDA ORGANIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI.
· Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. 

Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona · ·Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona. 


· Wereng penyerang batang padi: 

wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR.


· Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA.


· Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA.


· Penggerek batang padi terdiri atas:

penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. 
Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA.

· Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir  
dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.


· Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini. 


· Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam.


· Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.


· Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan.


·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO.


· Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA. 


· Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.



  PANEN DAN PASCA PANEN
  ·Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk

  · Alat yang digunakan ketam atau sabit
  · Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga    manusia
  · Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
   Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni)
  · Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
  · Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
  · Beras siap dikonsumsi

Untuk info lebih lanjut,konsultasi dan Pemesanan Silahkan order:

Triningsih herbalist

Distributor resmi nasa no id: N-413631

SMS/WA : 087710258097 / 0895333093033

FB.         : triningsih.triningsih.733@gmail.com

pinbb     : 5973cb9e

 

KESAKSIAN PENGGUNA PRODUK NASA.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar