Seperti yang dikutip dalam buku Khoul Sunan Ampel Ke-555 yang ditulis oleh KH. Ahmad Dahlan; “…majelis da’wah yang secara umum dinamakan Walisongo, sebenarnya terdiri dari beberapa angkatan. Para Walisongo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan, namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, baik dalam ikatan darah atau karena pernikahan, maupun dalam hubungan guru-murid. Bila ada seorang anggota majelis yang wafat, maka posisinya digantikan oleh tokoh lainnya”
Berikut ini adalah 5 tokoh Alawiyyin yang merupakan pendahulu para Wali Songo. Mereka itu adalah :
1.Sayyid Ali Al-Muktabar.
2. Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini.
3. Syekh Datuk Kahfi.
4. Syekh Quro.
5. Syekh Khaliqul Idrus.
--->>> Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini "PARA PENDAHULU WALI SONGO" <<<---
Syekh Jamaluddin al-Akbar al-Husaini Penyebarkan Islam Pertama di Sulsel.
Syekh Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Kubro (1310-1453M) dikenal sebagai seorang muballigh terkemuka, dimana sebagian besar penyebar Islam di Nusantara (Wali Songo), berasal dari keturunannya. Beliau dilahirkan pada tahun 1310 M di negeri Malabar, yakni sebuah negeri dalam wilayah Kesultanan Delhi. Ayahnya adalah seorang Gubernur (Amir) negeri Malabar, yang bernama Amir Ahmad Syah Jalaluddin.
Silsilah Nasab lengkap beliau adalah Maulana Husin Jumadil Kubro bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Azmat khan bin Abdul Malik bin ‘Alwi ‘Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin ‘Ali Khali Qasam bin ‘Alwi Shohib Baiti Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma’ah bin ‘Alwi al-Mubtakir bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin ‘Ali Al-’Uraidhi bin Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Keluarga Maulana Husin, memiliki banyak saudara di antaranya : Aludeen Abdullah, Amir Syah Jalalluddeen (Sultan Malabar), Alwee Khutub Khan, Hasanuddeen, Qodeer Binaksah, Ali Syihabudeen Umar Khan, Syeikh Mohamad Ariffin Syah (Datuk Kelumpang Al Jarimi Al Fatani) dan Syeikh Thanauddeen (Datuk Adi Putera) .
Maulana Husain memiliki beberapa nama panggilan, diantaranya Sayyid Husain Jamaluddin, Syekh Maulana Al-Akbar atau Syekh Jamaluddin Akbar Gujarat, beliau tercatat memiliki isteri 6 orang, yaitu :
1.Lalla Fathimah binti Hasan bin Abdullah Al-Maghribi Al-Hasani (Morocco) Memperoleh seorang anak, yang kemudian dikenal dengan nama Maulana Muhammad Al-Maghribi.
2.Puteri Nizam Al Mulk dari Delhi Memperoleh 4 anak yaitu: Maulana Muhammad Jumadil Kubra, Maulana Muhammad ‘Ali Akbar, Maulana Muhammad Al-Baqir (Syekh Subaqir), Syaikh Maulana Wali Islam.
3.Puteri Linang Cahaya (menikah tahun 1350 M) Memperoleh 3 anak, yaitu: Pangeran Pebahar, Fadhal (Sunan Lembayung), Sunan Kramatsari (Sayyid Sembahan Dewa Agung), Syekh Yusuf Shiddiq.
4.Puteri Ramawati (Puteri Jeumpa/Pasai) (Menikah tahun 1355 M) Memperoleh seorang anak yang bernama Maulana Ibrahim Al Hadrami.
5.Puteri Syahirah dari Kelantan (Menikah tahun 1390 M) Memperoleh 3 anak. yaitu ’Abdul Malik, ‘Ali Nurul ‘Alam dan Siti ‘Aisyah (Putri Ratna Kusuma.
6.Puteri Jauhar (Diraja Johor) Memperoleh anak bernama Muhammad Berkat Nurul Alam dan Muhammad Kebungsuan
(Note : Ke-empat isterinya yang terakhir, beliau nikahi selepas tiap-tiap seorang daripadanya meninggal dunia)
Sejarah Dakwah Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini Pada tahun 1349 M bersama adiknya Syeikh Thanauddeen (Datuk Adi Putera) , tiba di Kelantan dalam menjalankan misi dakwahnya. Dari Kelantan beliau menuju Samudra Pasai, dan beliau kemudian begerak ke arah Tanah Jawa.
Di Jawa beliau menyerahkan tugas dakwah ke Putra tertuanya Maulana Malik Ibrahim. Beliau sendiri bergerak ke arah Sulawesi dan mengislamkan Raja Lamdu Salat pada tahun 1380 M.
Pada awal abad ke-15, Maulana Husin mengantar puteranya Maulana Ibrahim Al Hadrami ke tanah Jawa. Pada akhirnya beliau memutuskan untuk bermukim di Sulawesi, hal ini dikarenakan, sebagian besar orang Bugis ketika itu belum masuk Islam. Pada tahun 1453 M, Maulana Husin di panggil menghadap ILLAHI, dan dimakamkan di Wajo Sulawesi. Makam Cungkup / Petilasan Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini di Sulawesi Selatan,Tosora-Wajo
Makam Assyeikh Al Habib Jamaluddin Al Akbar Al Husaini Sisa dari reruntuhan Masjid Makam Assyeikh Al Habib Jamaluddin Al Akbar Al HusainiMakam Assyeikh Al Habib Jamaluddin Al Akbar Al Husaini.
Seperti yang dikutip
dalam buku Khoul Sunan Ampel Ke-555 yang ditulis oleh KH. Ahmad Dahlan;
“…majelis da’wah yang secara umum dinamakan Walisongo, sebenarnya
terdiri dari beberapa angkatan. Para Walisongo tidak hidup pada saat
yang persis bersamaan, namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat,
baik dalam ikatan darah atau karena pernikahan, maupun dalam hubungan
guru-murid. Bila ada seorang anggota majelis yang wafat, maka posisinya
digantikan oleh tokoh lainnya”
Namun, jauh sebelum Wali Songo berkiprah dengan majelis da’wahnya di
Indonesia khususnya pulau Jawa dan sekitarnya, peran para Alawiyyin,
telah terlebih dahulu berjasa menyebarkan Islam di bumi pertiwi ini.
Sebutan “Alawiyyin” adalah diperuntukkan bagi kaum atau sekelompok orang
yang memiliki pertalian darah langsung (Keturunan/Nasab) dengan Nabi
Muhammad saw. Kebanyakan dari mereka berasal dari Persia (Iraq) dan
Hadramaut, Yaman Selatan
Berikut ini adalah 5 tokoh Alawiyyin yang merupakan pendahulu para Wali
Songo.
Mereka itu adalah:
1. Sayyid Ali Al-Muktabar.
2. Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini.
3. Syekh Datuk Kahfi.
4. Syekh Quro.
5. Syekh Khaliqul Idrus.
<<<<<<--***-->>>>>
Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini
"PARA PENDAHULU WALI SONGO"
Syekh Jamaluddin al-Akbar al-Husaini Penyebarkan Islam Pertama di Sulsel
Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Kubro
(1310-1453M) dikenal sebagai seorang muballigh terkemuka, dimana
sebagian besar penyebar Islam di Nusantara (Wali Songo), berasal dari
keturunannya. Beliau dilahirkan pada tahun 1310 M di negeri Malabar,
yakni sebuah negeri dalam wilayah Kesultanan Delhi. Ayahnya adalah
seorang Gubernur (Amir) negeri Malabar, yang bernama Amir Ahmad Syah
Jalaluddin.
Silsilah
Nasab lengkap beliau adalah Maulana Husin Jumadil Kubro bin Ahmad Syah
Jalaluddin bin Abdullah Azmatkhan bin Abdul Malik bin ‘Alwi ‘Ammil Faqih
bin Muhammad Shohib Mirbath bin ‘Ali Khali Qasam bin ‘Alwi Shohib Baiti
Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma’ah bin ‘Alwi al-Mubtakir bin
‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib
bin ‘Ali Al-’Uraidhi bin Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad
al-Baqir bin Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin
Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Keluarga
Maulana Husin, memiliki banyak saudara di antaranya : Aludeen Abdullah,
Amir Syah Jalalluddeen (Sultan Malabar), Alwee Khutub Khan, Hasanuddeen,
Qodeer Binaksah, Ali Syihabudeen Umar Khan, Syeikh Mohamad Ariffin Syah
(Datuk Kelumpang Al Jarimi Al Fatani) dan Syeikh Thanauddeen (Datuk Adi
Putera) .
Maulana Husain memiliki beberapa nama panggilan, diantaranya Sayyid
Husain Jamaluddin, Syekh Maulana Al-Akbar atau Syekh Jamaluddin Akbar
Gujarat,
beliau tercatat memiliki isteri 6 orang, yaitu :
Lalla Fathimah binti Hasan bin Abdullah Al-Maghribi Al-Hasani
(Morocco) Memperoleh seorang anak, yang kemudian dikenal dengan nama
Maulana Muhammad Al-Maghribi.
Puteri Nizam Al Mulk dari Delhi Memperoleh 4 anak yaitu: Maulana
Muhammad Jumadil Kubra, Maulana Muhammad ‘Ali Akbar, Maulana Muhammad
Al-Baqir (Syekh Subaqir), Syaikh Maulana Wali Islam.
Puteri Linang Cahaya (menikah tahun 1350 M) Memperoleh 3 anak,
yaitu: Pangeran Pebahar, Fadhal (Sunan Lembayung), Sunan Kramasari
(Sayyid Sembahan Dewa Agung), Syekh Yusuf Shiddiq.
Puteri Ramawati (Puteri Jeumpa/Pasai) (Menikah tahun 1355 M)
Memperoleh seorang anak yang bernama Maulana Ibrahim Al Hadrami.
Puteri Syahirah dari Kelantan (Menikah tahun 1390 M) Memperoleh 3
anak. yaitu ’Abdul Malik, ‘Ali Nurul ‘Alam dan Siti ‘Aisyah (Putri Ratna
Kusuma.
Puteri Jauhar (Diraja Johor) Memperoleh anak bernama Muhammad Berkat
Nurul Alam dan Muhammad Kebungsuan
(Note : Ke-empat isterinya yang terakhir, beliau nikahi selepas
tiap-tiap seorang daripadanya meninggal dunia)
Sejarah Dakwah Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini
Pada tahun 1349 M besama adiknya Syeikh Thanauddeen (Datuk Adi Putera) ,
tiba di Kelantan dalam menjalankan misi dakwahnya.
Dari Kelantan beliau menuju Samudra Pasai, dan beliau kemudian bergerak
ke arah Tanah Jawa. Di Jawa beliau menyerahkan tugas dakwah ke anakanda
tertuanya Maulana Malik Ibrahim. Beliau sendiri bergerak ke arah
Sulawesi dan mengislamkan Raja Lamdu Salat pada tahun 1380 M.
Pada awal abad ke-15, Maulana Husin mengantar puteranya Maulana Ibrahim
Al Hadrami ke tanah Jawa.
Pada akhirnya beliau memutuskan untuk bermukim di Sulawesi, hal ini
dikarenakan, sebagian besar orang Bugis ketika itu belum masuk Islam.
Pada tahun 1453 M, Maulana Husin di panggil menghadap ILLAHI, dan
dimakamkan di Wajo Sulawesi.
Makam Cungkup / Petilasan
Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini
di Sulawesi Selatan,Tosora-Wajo
Makam Assyeikh Al Habib Jamaluddin Al Akbar Al Husaini
Sisa dari reruntuhan Masjid
Makam Assyeikh Al Habib Jamaluddin Al Akbar Al HusainiMakam Assyeikh Al
Habib Jamaluddin Al Akbar Al Husaini
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Tidak ada komentar:
Posting Komentar